Bahaya, Jangan Naik Sepeda Motor Matik ke Embung Batara Sriten Gunungkidul

"Sudah banyak kasus dan bahkan sempat ada yang mengalami kecelakaan dan korban meninggal dunia," ungkap Aris.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 30 Desember 2019 | 14:16 WIB
Bahaya, Jangan Naik Sepeda Motor Matik ke Embung Batara Sriten Gunungkidul
Embung Batara Sriten, Yogyakarta (instagram.com/dwi_abridin)

SuaraJogja.id - Pengunjung yang hendak naik ke kawasan Embung Natara Sriten Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul diimbau untuk tidak menggunakan sepeda motor matik.

Imbauan ini disampaikan Pemerintah Desa (Pemdes) Pilangrejo untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan karena letak embung, yang berada di ketinggian sekitar 856 meter di atas permukaan air laut dengan jalan yang menanjak curam.

Perangkat Desa Pilangrejo, Aris Widartono, mengatakan, Embung Batara Sriten di Desa Pilangrejo menjadi salah satu daya tarik wisata di Gunungkidul. Bahkan pada libur akhir tahun ini diprediksi jumlah kunjungan melonjak.

Ia menyebutkan, dari sisi akses, kondisinya sudah bagus, sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung. Kendati demikian, kata Aris, para pengunjung harus berhati-hati karena rawan kecelakaan di tempat-tempat yang tinggi.

Baca Juga:Kakek Tewas karena Jebakan Tikus Listrik Sendiri

Menurut dia, motor matik tidak cocok untuk menjelajahi embung karena risiko kecelakaan lebih tinggi ketimbang motor jenis lainnya.

"Kalau naik mungkin tidak masalah, tapi saat turun yang berbahaya," kata Aris kepada Harian Jogja -- jaringan Suara.com, Minggu (29/12/2019).

Secara teknis Aris tidak bisa memberi penjelasan detail, tetapi dari peristiwa yang dialami pengunjung, khususnya pengguna motor matik, saat turun sering kali terjadi rem blong karena piringan cakram terlalu panas, sehingga rem tidak berfungsi.

"Sudah banyak kasus dan bahkan sempat ada yang mengalami kecelakaan dan korban meninggal dunia," ungkap Aris.

"Kalau motor manual tidak masalah karena saat turun bisa diatur ke gigi rendah, tapi kalau matik tidak bisa karena untuk menahan laju kecepatan hanya mengandalkan pengereman. Sedangkan saat rem terus-terusan digunakan akan mempercepat piringan cakram panas sehingga potensi rem blong makin tinggi," imbuhnya.

Baca Juga:Kejagung Eksekusi Aset Yayasan Supersemar Milik Soeharto Rp 242 Miliar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini