"Artinya ada hal yang baik-baik untuk manusia. Tak hanya umat, melainkan seluruh masyarakat. Tentunya, wujud syukur dengan buah ini adalah tradisi," kata Fantoni.
Disinggung soal buah naga, yang tak lepas dari perayaan Imlek, ia menjelaskan bahwa seluruh buah berwarna merah adalah unsur perayaan Imlek yang bermakna harapan agar dijauhkan dari mara bahaya.
"Sejarahnya, warna merah itu dianggap sebagai penolak bala dan dijauhkan dari mara bahaya. Ada juga yang menyebut hokinya lebih besar jika ada sesuatu yang berwarna merah," tuturnya.
Berkaitan dengan tahun tikus logam, pihaknya menjelaskan, memang sudah ada hitungan saat kelender Tionghoa ini dibuat.
Baca Juga:Zodiak Kesehatan 23 Januari 2020: Redakan Stres Libra Pisces Butuh ke Salon
"Kalender ini sudah dihitung secara runtut, termasuk makna 12 shio yang menunjuk hewan tiap tahunnya. Nah berkaitan tikus logam ini, memiliki makna untuk kehidupan yang lebih kuat dan padat, dari tahun tikus kayu ataupun tikus tanah," terangnya.
Meski memiliki tahun dengan ikon 12 shio yang berganti-gant,i makna dari tiap hewan-hewan tersebut hanya sebagai motivasi. Pihaknya menjelaskan, sukses tidaknya manusia bergantung dengan usaha para umat.
"Tapi bagi saya itu fifty:fifty. Bisa percaya dengan makna tikus logam, yang memilihi kehidupan kuat, tapi tentunya kembali ke diri manusianya, bagaimana dia bekerja lebih baik di tahun baru nanti," terang dia.
Untuk perayaan Imlek, yang hanya tinggal menunggu waktu ini, Fantoni berharap, di tahun baru yang baru nanti seluruh umat lebih dimudahkan dalam segara urusan dan lebih baik dari tahun lalu.
"Ya doa kami adalah selalu menjadi baik dari sebelumnya. Dengan perayaan Imlek tentunya Indonesia lebih sejahtera, sehat, dan tentram untuk ke depannya," jelas Fantoni.
Baca Juga:Hasil Babak Pertama Thailand Masters 2020: 7 Wakil RI Lolos