Lebih dari 200 petugas telah disiapkan utnuk menangani penyakit-penyakit khusus dan virus berbahaya di rumah sakit yang didirikan pada 1982 tersebut.
Bahkan, seluruh karyawan, petugas medis, hingga direksi rumah sakit itu telah mengikuti pelatihan dan simulasi kondisi gawat darurat pada pertengahan Januari 2020.
Diberitakan SuaraJogja.id sebelumnya, Rabu (22/1/2020), pesan berantai yang merupakan hoaks ini telah dibantah kebenarannya oleh Banu.
"Pertama, dalam pesan itu, Kabag Ops terlihat dari foto, berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan Kabag Ops kami, seorang perempuan," kata dia, kepada wartawan, di ruang Webinar RSUP Dr Sardjito, Rabu.
Baca Juga:Kasatpol PP DKI Akui PSK di Kawasan Rawa Bebek Sudah Lama Ada
Kedua, Banu mengatakan, seluruh perawat yang bertugas di RSUP Dr Sardjito dalam kondisi siap siaga dan tidak ada yang tertular penyakit pasien.
Selain itu, tak ada pasien terindikasi terjangkit virus Corona atau Mers CoV yang sedang dirawat di RS tersebut. Kalaupun ada, maka akan ditangani khusus laiknya pasien infeksius dan berada di ruang isolasi, yang dikenakan 'tekanan negatif' supaya virus atau bibit penyakit yang bersangkutan tak menyebar.
"Tidak usah takut ke Sardjito. Mungkin efek kami sempat melakukan simulasi penanganan pasien Mers CoV beberapa waktu lalu, jadi warga mengira kami sedang merawat pasien dengan penyakit itu di sini. Makanya muncul informasi tidak jelas," ucapnya.
Kesimpulan
Tak benar bahwa virus Corona Wuhan telah menjangkiti RSUP Dr Sardjito dan menyerang dua perawat di sana.
Baca Juga:Komisi VII DPR Kritik Rencana Pemerintah Cabut Subsidi Gas Melon
Dengan begitu, pesan berantai yang menyebar melalui WhatsApp dengan mencatut RSUP Dr Sardjito itu dipastikan hoaks alias berita bohong.