Marak Bagi-Bagi Sembako, Satpol PP: Muncul Banyak Pengemis ke Jogja

"Kegiatan pembagian sembako dan lainnya di Malioboro sudah dilarang," tegas Agus.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 21 April 2020 | 13:15 WIB
Marak Bagi-Bagi Sembako, Satpol PP: Muncul Banyak Pengemis ke Jogja
Lalu lintas di kawasan Malioboro terpantau sepi pengendara dan wisatawan, Selasa (24/3/2020). [Suarajogja.id / M Ilham Baktora]

SuaraJogja.id - Di tengah pandemi corona saat ini, yang kemudian menimbulkan masalah ekonomi bagi sebagian ebsar masyarakat, munculah inisiasi untuk saling berbagi, sembako misalnya. Namun, maraknya pembagian bantuan sembako di Jogja ternyata dinilai sebagai salah satu faktor pemicu meningkatnya jumlah gelandangan dan pengemis dalam beberapa hari terakhir.

"Akhir-akhir ini muncul fenomena banyaknya gelandangan dan pengemis, bahkan pemulung yang membawa gerobaknya di berbagai titik, terutama di tempat keramaian," kata Komandan Satpol PP Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Senin (20/4/2020).

Menurut dia, seperti diberitakan ANTARA, gelandangan dan pengemis tersebut pada awalnya banyak terlihat di kawasan Malioboro, tetapi kemudian menyebar ke berbagai lokasi lain, seperti di kawasan Kotabaru dan Jalan Sudirman.

Agus mengatakan, petugas Satpol PP Kota Yogyakarta akan langsung melakukan penertiban terhadap gelandangan dan pengemis untuk kemudian dikembalikan ke daerah asal mereka. Sebagian besar, menurut keterangan Agus, berasal dari luar Jogja.

Baca Juga:Hong Kong Perpanjang Masa Pembatasan Sosial Akibat Corona 14 Hari

"Kami sempat menertibkan lima hingga enam orang gelandangan dan pengemis di Malioboro. Saat ditertibkan, mereka mengaku sedang menunggu jika ada orang yang memberikan bantuan makanan atau sembako," terangnya.

Saat ini, Satpol PP Kota Yogyakarta sudah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro untuk memberikan informasi kepada seluruh pihak atau komunitas di kawasan tersebut agar tidak melakukan pembagian apa pun dalam bentuk apa pun.

"Kegiatan pembagian sembako dan lainnya di Malioboro sudah dilarang," tegas Agus.

Pihak-pihak atau organisasi yang berniat menyumbangkan bantuan diminta untuk mengarahkan bantuannya melalui kelurahan setempat dan wilayah yang akan memberikannya kepada warga yang benar-benar membutuhkan.

"Jika bantuan diberikan secara terbuka, maka dikhawatirkan akan menyebabkan kerumunan massa, sehingga berpotensi terjadi penularan virus corona. Tujuannya baik, tetapi kami arahkan agar caranya lebih aman dan bantuan tepat sasaran," imbuh Agus.

Baca Juga:Olahraga Mewah di Rumah, Louis Vuitton Rilis Dumbbell Set Rp65 Juta

Ia menyebutkan, meski sudah pernah ditertibkan, tetapi banyak gelandangan dan pengemis yang selalu datang kembali ke Yogyakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini