Kisah Pasien COVID-19 Sembuh Asal Klaten: Rajin Salat Tahajud dan Patuh

"Selama sebulan ini adalah setiap hari saya bisa bangun untuk melaksanakan Salat Tahajud setiap pukul 02.00 WIB dan sampai hari ini bisa sembuh, kata Sujoko

M Nurhadi
Jum'at, 15 Mei 2020 | 08:38 WIB
Kisah Pasien COVID-19 Sembuh Asal Klaten: Rajin Salat Tahajud dan Patuh
Ilustrasi salat, ibadah, berdoa. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Sujoko beserta istrinya, Sri Utami merupakan warga Klaten yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona (Covid-19).

Ia adalah warga Desa Jelobo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Awalnya, hanya ia yang dinyatakan terpapar virus corona, namun tak berselang lama istrinya juga dinyatakan harus menjalani isolasi. Anak bungsunya yang berusia enam tahun juga menyusul dinyatakan PDP dan harus diisolasi di rumah sakit.

Kini, ia dan anaknya telah dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang ke rumah mereka. Sujoko menceritakan kisahnya saat dirawat di RSD Bagas Waras Klaten hingga akhirnya sembuh dari Covid-19.

“Selama sebulan itu rasanya deg-degan. Ada dua pemeriksaan uji lab swab, saya sering menanyakan kapan hasil swab keluar,” ujar Sujoko kepada Solopos, Kamis (14/5/2020).

Baca Juga:Iuran BPJS Naik, Ferdinand Demokrat Sebut Ada Niat Baik Pemerintah Tapi..

Sujoko menuturkan, ia senantiasa mencoba untuk tenang dan selalu berpikir positif. Selain itu, ia juga menaati anjuran dari tenaga medis dan memastikan semua obat yang diberikan ia konsumsi sampai habis.

“Semua obat yang diberikan, saya konsumsi dan tidak ada yang terbuang,” ungkap dia.

Menurutnya, senantiasa berpikir positif selama menjalani karantina juga sangat membantunya untuk tetap kuat menjalani karantina. Selama dalam masa karantina ia senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca al quran, zikir, serta salat.

“Yang paling membuat saya berkesan selama sebulan ini adalah setiap hari saya bisa bangun untuk melaksanakan Salat Tahajud setiap pukul 02.00 WIB dan sampai hari ini bisa sembuh,” kata Sujoko sembari meneteskan air mata.

Sejatinya, bapak empat anak tersebut dirawat satu bangsal dengan istri dan anaknya. Meski begitu, ia tidak bisa seenaknya untuk berinteraksi dengan pasien lain.

Baca Juga:Warga Mulai Tak Patuh PSBB, Youtuber Ini Khawatir Tenaga Medis Menyerah

“Saya hanya bisa melambaikan tangan ketika menyapa anak dan istri saya. Ketika anak saya menangis, saya hanya bisa mendengar dan melihat,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini