Didatangi Anang Ashanty, Anak Mbah Sudi Bantah Paksa Ibu Jualan Salak

"Saya jualan itu untuk nafkah anak-anak saya. Ibu membantu jualan salak di jalan-jalan," kata putra Mbah Sudi lagi.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 24 Juli 2020 | 20:08 WIB
Didatangi Anang Ashanty, Anak Mbah Sudi Bantah Paksa Ibu Jualan Salak
Anang Ashanty kunjungi Mbah Sudi di Jogja - (Instagram/@ananghijau)

Mbah Sudi disebut Priyono suka berjualan sejak kecil

Sebelumnya diberitakan SuaraJogja.id, belum lama ini video Mbah Sudi dibagikan ke Instagram oleh akun @vanjulio_. Melalui unggahannya, pengunggah menuliskan bahwa nenek tua itu dipaksa berjualan salak oleh anaknya di wilayah Wirobrajan, sedangkan sang anak menunggu dari kejauhan di atas sepeda motor.

"Saya mau tegur anaknya, tapi simbah bilang jangan karena nanti simbah yang bakal dimarahin anaknya, jadi saya cuma ambil video jarak jauh," tulisnya.

Suasana rumah Mbah Sudi dan Supriyono di Dusun Jambon, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Selasa (21/7/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Suasana rumah Mbah Sudi dan Supriyono di Dusun Jambon, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Selasa (21/7/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Supriyono alias Priyono, putra Mbah Sudi, kemudian mengklarifikasi bahwa sang ibu memang suka berjualan sejak kecil dan tidak pernah dipaksa olehnya untuk berjualan salak.

Baca Juga:Berkunjung ke Jogja, Anang Ashanty Temui Nenek Penjual Salak yang Viral

"Saya tidak pernah memaksa ibu untuk berjualan, tapi karena dia suka berjualan sejak kecil, akhirnya dia yang meminta untuk diantarkan berjualan," terang Supriyono, ditemui SuaraJogja.id di kediamannya di Dusun Jambon RT 4/RW 22, Desa Trihanggo, Sleman, Selasa (21/7/2020).

Supriyono membeberkan, sejak dirinya kecil, sang ibu, yang memiliki nama asli Sudiraharjo Pairah ini, sudah biasa menjual barang yang dia miliki ke pasar-pasar, termasuk menjual hasil panen rambutan yang dulunya dia miliki di halaman rumah.

Priyani, istri Priyono juga menampik bahwa Mbah Sudi tak pernah mendapat makan. Setiap waktu, kata dia, keluarganya menyiapkan makan di rumah, tetapi memang tidak dimakan karena sang mertua pikun.

"Boleh ditanyakan tetangga sebelah rumah kami. Dia selalu kami siapkan makan di rumahnya. Kebetulan rumah ibu ada di belakang rumah saya. Dia tinggal dengan anak pertamanya yang namanya Bolot, tapi setelah disiapkan [makan], Mbah Sudi memang tidak mau makan," terang Priyani.

Priyono lalu keberatan jika ibunya diberikan pembinaan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman.

Baca Juga:Mbah Sudi dan Keluarga Bakal Dibina Dinsos Sleman, Priyono: Saya Keberatan

"Saya keberatan jika nantinya akan dilakukan pembinaan atau sampai ibu saya dibawa Dinas Sosial. Saya berharap biar saya yang mengurus dia nantinya," ujar dia.

Selain itu, kata Priyono, dirinya mengaku tidak tega jika sang ibu tinggal di pantai jompo atau lembaga sejenis. Meski kekurangan, tetapi dengan tenaga yang ada, dirinya mengaku akan menjaga sang ibunda.

"Bagaimanapun, dia [Mbah Sudi] itu ibu saya, jadi wajib saya jaga. Jika ada yang menyebut saya memaksa berjualan itu tidak benar. Ibu memang suka berjualan dari kecil," terang ayah tiga anak itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak