Ghoffar kembali menegaskan, sungguh sembarangan pihak atau individu yang menyebut bahwa BA adalah dosen di UNU.
"Belum ada secarik kertaspun yang menyatakan dia dosen UNU. Karena memang belum qualified. Dia belum S2, background S1 dia Akuntansi, S2 Fisipol, tapi kan di UNU tidak ada Fisipol," ujarnya.
Kemudian, Ghoffar menyebut, sempat suatu ketika Bambang Arianto menyatakan sangat ingin bergabung dengan UNU, hingga kemudian dia menempuh S2 bidang Akuntansi di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.
"Karena tidak memiliki kualifikasi menjadi dosen, Bambang Arianto hanya sekadar melakukan pekerjaan yang sifatnya sukarela. Karena UNU sama sekali belum mengeluarkan dana, untuk membayar BA. Membantu bukan mengajar sebagai dosen, tapi di forum yang sifatnya workshop, diskusi. Dia memang master tapi bidang politik, tapi kami gapunya prodi politik. Jadi, kira-kira volunteer kasarnya, [nama dia] tak ada di list karyawan," ucapnya.
Baca Juga:Waduh! Gegara Tali Layangan, 13 Daerah di Jateng dan DIY Mati Lampu Semalam
Ghoffar menyatakan, pihaknya masih akan mengadakan rapat internal bersama, membahas langkah yang tepat untuk diambil dalam menyikapi terseretnya nama UNU akibat pengakuan Bambang Arianto tersebut.
Sebelumnya diberitakan, akun Facebook Bams Utara atau yang mengaku bernama asli Bambang Arianto mengunggah pengakuannya telah melakukan pelecehan seksual dengan modus curhat swinger.
Ia juga meminta maaf kepada para korban termasuk korban dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sosok yang sempat disebut sebagai dosen di sebuah universitas Islam di Jogja itu belakangan diketahui tak sekadar melakukan pelecehan seksual lewat teks tetapi juga pernah melakukan tindakan tercela itu secara fisik pada medio 2004-2005.
Akibat perbuatannya itu, pria yang kemudian dijuluki Bambang Swinger ini sempat ditahan meski kemudian dibebaskan karena statusnya berubah menjadi tahanan kota.
Baca Juga:Update Covid-19 di DIY: Ada Tambahan 64 Kasus, Paling Banyak di Sleman
Kontributor : Uli Febriarni