30 Warga Ngepohsari Gelar Upacara 17 Agustus di Perut Bumi Sedalam 35 Meter

Untuk menjangkau lokasi upacara, puluhan pemuda dan pemudi ini harus berjalan kaki selama 30 menit.

Galih Priatmojo
Senin, 17 Agustus 2020 | 16:30 WIB
30 Warga Ngepohsari Gelar Upacara 17 Agustus di Perut Bumi Sedalam 35 Meter
Sejumlah pemuda di Kalurahan Ngepohsari Kepanewonan Semanu Gunungkidul menggelar upacara bendera peringatan 17 Agustus di perut bumi dengan kedalaman 35 meter dari permukaan tanah, Senin (17/8/2020). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Para pemuda di Kalurahan Ngepohsari Kepanewonan Semanu Gunungkidul memiliki cara tersendiri dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia. 

Mereka menggelar upacara di perut bumi, Goa Jlamprong yang berada di kedalaman 35 meter dari permukaan tanah.

Untuk menjangkau lokasi upacara, puluhan pemuda dan pemudi ini harus berjalan kaki selama 30 menit. Untuk mencapai mulut goa, peserta harus berjalan kaki melalui medan turunan yang cukup terjal.

Setelah itu, mereka diharuskan berjalan masuk ke dalam goa. Batuan yang licin karena situasi lembab harus di lalui, bahkan peserta harus melewati genangan air sedalam 40 centimeter.

Baca Juga:Sebanyak 30 Wisatawan di Gunungkidul Terjaring Razia Masker

Bahkan karena tingginya antusiasme kawula muda di Kalurahan ini, ruangan di dalam Goa serasa sesak dan bertambah lembab.

Baju yang basah dan suasana cukup dingin tak menghalangi puluhan pemuda dan pemudi ini untuk mengikuti upacara yang cukup sakral tersebut.

Ketua Panitia, Joko Susilo menuturkan setidaknya ada 30 orang peserta yang turut dalam upacara bendera kali ini. Mereka adalah perwakilan masing-masing padukuhan yang ada di Kalurahan Ngepohsari. Sebenarnya, banyak warga yang ingin turut serta, namun karena sempitnya lokasi maka pihaknya terpaksa membatasi.

"Sebenarnya sangat banyak yang ingin ikut. Tetapi karena alasan tempat dan protokol kesehatan maka peserta kita batasi,"ujarnya, Senin (17/8/2020) usai upacara.

Selain dibatasi jumlah peserta, siapa saja yang masuk ke dalam area goa harus menggunakan peralatan keselematan lengkap.

Baca Juga:46 Kasus Baru di DIY, 19 Karyawan Kesehatan Gunungkidul Positif COVID-19

Helm pelindung kepala dan masker wajib dikenakan agar mereka terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan terutama karena medan yang licin.

Joko menyatakan alasan dipilihnya Goa Jlamprong sebagai tempat upacara karena ingin menambah suasana hikmat. Di samping itu, upacara di dalam Goa ini juga sebagai salah satu bentuk untuk menghindari kerumunan massa di tengah massa Pandemi Covid19.

"Ini juga bentuk perayaan HUT Kemerdekaan RI dengan cara yang berbeda,"tambahnya.

Salah seorang peserta, Beti Oktavini mengakui jika mengikuti upacara di dalam goa memiliki kesakralan tersendiri.

Terlebih karena untuk mencapai lokasi upacara harus dilalui dengan perjuangan cukup berat. Ditambah lagi lokasi upacara juga cukup ekstrim dengan kontur goa tak beraturan.

"Senang sekali, ini baru pertama kali saya ikuti,"ujarnya.

Pembina Upacara Kapten CPM Sutiyo mengatakan, perayaan Ulang Tahun Republik Indonesia selalu memiliki peran dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Untuk itulah, para pemuda dan pemudi harus hisa menghargai jasa para pahlawan yang sudah merebut kemerdekaan RI.

"Jangan lupakan perjuangan para pahlawan kita yang telah berdarah-darah menggapai kemerdekaan RI,"kata Sutiyono usai upacara.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini