Bukan tanpa alasan dia memilih tahu goreng sebagai usaha kulinernya. Sebab selain memasaknya cukup mudah, tahu goreng merupakan makanan ringan yang bisa dijadikan camilan.
"Memang tahu ini berbeda seperti tahu walik atau tahu lainnya di Jogja. Rasanya lebih gurih, dan satu lagi, tahu goreng ini dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Apalagi buat camilan," katanya.
Gerai tahu goreng yang dibuka mulai pukul 13.00 WIB banyak didatangi pembeli. Cukup menjajakan selama tujuh jam, tahu goreng miliknya selalu ludes terjual.
"Perasaan saya mungkin sehari laku terjual 200-400 tahu. Tapi antusias pembeli cukup besar. Biasanya sehari 1.500 tahu itu habis. Saya buka dari tanggal 19 Agustus lalu, dan tiap hari selalu ludes," jelas dia.
Baca Juga:Viral Galih Gadis Penjual Tahu di Sleman, Putar Otak Bertahan Saat Pandemi
Galih melanjutkan, untuk membuat usaha di tengah situasi ini memang perlu melihat peluang.
Kendati demikian kemauan seseorang menjadi hal utama saat memutuskan membuka usaha.
"Saya rasa sudah kembali normal ya, meski dengan protokol dan aturan baru. Jadi mencari peluang dan membuat strategi yang tepat cukup penting. Misal usaha yang tidak mati seperti makanan, sembako. Ya harus cerdik melihat peluang yang ada," tambahnya.