"Menurut saya, sekarang masyarakat sudah bisa menerima kok mas. Kata-kata yang dulu dan sekarang juga beda, kalau biasanya dulu sering dikatain banci atau yang lainnya, sekarang itu udah ngga lagi. Sudah biasa, maksudnya ketemu di jalan juga menyapa, bahkan sering ngajak ngobrol," ungkapnya.
Kendati belum sepenuhnya diskriminasi itu hilang, tapi menurut Rere perkembangan itu sekarang dapat terlihat dari penerimaan yang baik dari masyarakat terhadap komunitas atau kelompok waria.
Sementara itu Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Kulon Progo, Rina Agustin Saputri, mengatakan bahwa memang pihaknya melakukan pendampingan kepada kelompok atau komunitas di suatu wilayah. Mulai dari pendampingan di sekolah, desa dan teman-teman termarjinalkan, yakni salah satunya yang ada di Kulon Progo adalah Komunitas Waria Kulon Progo ini.
"Jadi setiap bulan kita akan turun ke lapangan untuk melakukan monitoring dan evaluasi ke temen-temen waria yang ada di Kulon Progo. Sekretariat memang ada di sini [Warung Kopi] yang saat ini dipegang oleh Mbak Diana," kata Rina.
Baca Juga:Tiga Pasien Positif Covid-19 Asal Kulon Progo Dinyatakan Sembuh
Rina menuturkan pendampingan atau bantuan dari PKBI dapat berupa banyak hal. Semisal terdapat kasus-kasus yang memang dirasa tidak memungkinkan di selesaikan sendiri PKBI akan turun untuk membantu menyelesaikannya.
Selain itu PKBI juga mendampingi terus kegiatan rutin semisalnya yang terbaru adalah dapur umum yang diselenggarakan selama pandemi Covid-19 oleh rekan-rekan Warkop. Pendampingan itu dilakukan secara rutin hampir setiap bulannya.
"Seharusnya kita ada rencana kegiatan pelatihan advokasi gitu tapi karena pandemi Covid-19 terpaksa masih harus tertunda dulu," ungkapnya.
Ditambahkan Rina, selama pandemi sebenarnya teman-teman Warkop tidak lantas berdiam diri saja. Pasalnya baru sekitar bulan Juli lalu, pihaknya melaksanakan kegiatan gelar budaya dengan melibatkan komunitas Waria Kulon Progo.
"Juli kemarim ada gelar budaya, temen-temen waria juga ikut terlibat. Itu adalah gelar budaya nasional yang dilaksanakan secara virtual," ucapnya.
Baca Juga:Bak Ngopi di Atas Awan, Begini Indahnya View Coffee Angkasa Kulon Progo
Pentas gelar budaya nasional yang diselenggarakan secara virtual oleh komunitas Warkop mengambil latar keindahan Waduk Sermo. Dikatakan Rina, karena memang skala gelar budaya ini adalah nasional jadi tidak hanya teman-teman waria Kulon Progo saja yang terlibat tapi ada di berbagai daerah seperti Sumatera dan lainnya.
"Jadi meskipun masih dalam keadaan pandemi ini kita tetap mencoba untuk melibatkan temen-temen waria Kulon Progo agar menunjukkan bakat mereka," pungkasnya.