Kehilangan Rp28 Miliar per Hari, Kekhasan DIY Bantu Hadapi Resesi

Jaka mengingatkan kembali, masyarakat harus lebih dahulu mengetahui apa yang menjadi prioritas -- kesehatan atau ekonomi.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 15:13 WIB
Kehilangan Rp28 Miliar per Hari, Kekhasan DIY Bantu Hadapi Resesi
Ilustrasi ekonomi saat pandemi (pixabay)

SuaraJogja.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan, resesi ekonomi 2020, sebagai dampak pandemi COVID-19, ikut menjerat Indonesia. Di sisi lain, ekonom Universitas Islam Indonesia (UII) Jaka Sriyana menilai, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih memiliki sejumlah poin positif yang bisa menjadi bekal bagi masyarakat di Kota Pelajar ini dalam menghadapi resesi tersebut.

Sembari membenarkan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tiap kuartal secara statistik, menurut Jaka, DIY relatif terkena dampak perlambatan ekonomi yang cukup signifikan. Terlebih, sektor utama penggerak ekonomi DIY adalah pendidikan, pariwisata (edutourism sector), dan UMKM.

"Mahasiswa adalah sumber utama transaksi ekonomi di Jogja selain pariwisata. Mahasiswa tidak berada di Jogja, mereka kembali ke daerah masih-masing. Maka sementara selama pandemi, diketahui dua sektor [pendidikan dan pariwisata] ini 'lumpuh'," kata dia, Jumat (2/10/2020).

Adanya sejumlah universitas yang sudah menggelar tatap muka saat ini dipandang Jaka juga belum maksimal bisa mengatrol transaksi ekonomi di Jogja.

Baca Juga:Pakar Minta Ekonomi Digital yang Telah Terbangun Harus Dijaga

Ia menduga, tatap muka yang digelar sejumlah Perguruan Tinggi (PT) sifatnya masih insidental, bukan massive class.

"Belum berani dengan kondisi seperti sekarang ini. Saya optimistis pertengahan tahun depan tatap muka yang sifatnya massive bisa dimulai. Diperkirakan setelah itu, pelan-pelan mengembalikan ekonomi DIY," tambah Jaka.

Sementara di sisi UMKM, dampak resesi tidak sebesar yang terjadi pada pendidikan dan pariwisata, sehingga diperkirakan UMKM akan bangkit lebih awal.

Rektor UII Prof Fathul Wahid mengatakan, dari total 357.544 mahasiswa di DIY, sebanyak 77% di antaranya (275.308 mahasiswa) merupakan mahasiswa pendatang.

Pandemi COVID-19 telah membuat sekitar 73% mahasiswa pendatang tersebut, atau lebih dari 200.975 orang, memutuskan untuk meninggalkan DIY sementara waktu.

Baca Juga:Aktivitas Ekonomi Bisa Tetap Jalan Jika 3M Diterapkan

Kondisi itu menyebabkan potensi uang yang berputar di DIY berkurang hingga Rp833,9 miliar per bulan atau sama dengan Rp27,8 miliar per hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini