SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 membuat ekonomi masyarakat goyah. Dengan segala potensi alam yang dimiliki Kabupaten Bantul, sektor pariwisata lokal menjadi salah satu pilihan untuk dimaksimalkan oleh masyarakat sekitar.
Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Sungapan, Sriharjo, Imogiri, Bantul, menyadari keindahan Kali Oya serta pemandangan pegunungan yang membentang, ide kreatif dari warga itu muncul.
Diberi nama Wisata Kedung Asri, potensi bantaran Kali Oya, yang sebelumnya tidak terjamah, dimaksimalkan warga Sungapan. Ibarat gayung bersambut, kreativitas dan gotong royong warga Sungapan dalam menjadikan tempatnya objek wisata diapresiasi dengan pengunjung yang mulai berdatangan.
"Banyak biasanya peseda itu kalau ke sini. Awalnya hanya lahan kosong milik warga, dulu juga belum ada jembatan, terus kita bikin," kata Wakil Ketua Pengelola Wisata Kedung Asri Joko Purwanto (42), saat ditemui di objek wisata (obwis) yang dikelolanya, Senin (20/10/2020).
Baca Juga:Berkah di Balik Musibah, Wisata Alam Pasar Kebon Empring Berdayakan Warga
Joko mengatakan, objek wisata ini baru mulai dibangun sejak tiga bulan lalu, tepatnya pada akhir Juli kemarin. Saat itu tempat ini tidak bermanfaat karena hanya ditumbuhi rumput-rumput liar.
Namun ketika menyadari potensi yang ada, warga Sungapan mulai bergerak untuk bersama-sama membersihkan bantaran sungai tersebut. Tak hanya itu, jembatan dari batang pohon bambu pun juga ikut dibuat.
Selain memanfaatkan bambu yang melimpah di sekitar lokasi bantaran kali, jembatan itu juga sebagai titik balik perkembangan objek wisata ini. Sebab, dari situ muncul ide-ide lain untuk mengembangkan obwis dengan keunggulan wisata air tersebut.
"Jembatan itu juga bisa digunakan warga untuk menyebrangi Kali Oya, karena menghubungkan dua dusun di dua desa di Kecamatan Imogiri, yakni Dusun Sungapan, Sriharjo dan Dusun Mbango, Selopamioro," ucapnya.
Hanya bermodal semangat dan gotong royong warga, kata Joko, warga terus membenahi area sekitarnya dengan sarana prasarana yang dibutuhkan. Salah satunya dengan menambah wahana yang ditawarkan yakni spot berswafoto dan perahu kecil yang akan mengantar wisatawan menyusuri Kali Oya kurang lebih 700 meter.
Baca Juga:Nikmati Keindahan Bawah Laut, Rekomendasi Spot Snorkeling di Jogja
"Kita kemarin harus pinjam uang sekitar Rp12 juta kepada beberapa warga untuk membeli kapal kecil tersebut. Namun saat ini berkat retribusi dari objek wisata ini yang mulai dikenal, hutang itu sudah kita kembalikan semua kepada warga," ujarnya.
Dijelaskan Joko, objek wisata yang memanfatkan lahan warga seluas satu hektare juga bekerja sama dengan Dusun Bangau, Selopamioro, yang berada di seberang Sungai Oya. Di sina, kata Joko, wisatawan akan dapat membeli sekaligus memetik sendiri sayuran di taman wisata yang sudah dibangun.
Wisatawan pun tidak perlu merogoh kocek yang cukup dalam untuk menikmati berbagai wahana yang ditawarkan di Wisata Kedung Asri. Hanya dengan retribusi sebesar Rp2.000 saja wisatawan sudah bisa menyaksikan pemandangan alam yang indah di sekitat Kali Oya. Jika ingin berkeliling menggunakan kapal kecil pun hanya perlu Rp5.000 saja.
Sementara itu Koordinator Pengelola Kedung Asri merangkap Ketua Pokgiat Sungapan Sugiyono mengaku masib akan terus melengkapi sarana prasarana yang ada. Seperti akses jalan yang rencana akan dicor agar tidak licin, penambahan spot foto hingga menambah armada kapal kecil.
"Pengembangan akan terus kita lakukan untuk terus memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung," ucap Sugiyono.
Sugiyono menyebut, adanya objek wisata ini ternyata bermanfaat bagi banyak pihak khususnya warga Sungapan sendiri. Pasalnya ibu-ibu di Sungapan jadi ikut terlibat mendirikan kedai di objek wisata tersebut.
"Mayoritas pedagang ini adalah dari warga sini juga. Ibu-ibu yang dulu tidak berpenghasilan lalu membuka kedai jadi sedikit demi sedikit bisa menabung. Objek wisata ini menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat juga," terangnya.
Hal itu turut dibenarkan oleh Ketua PKK RT 03 Dusun Sungapan Sumarni. Ia menuturkan, sudah ada sekitar 17 kedai yang buka di Kedung Asri. Dari semua kedai itu pedagangnya adalah ibu-ibu warga Sungapan.
Lebih lanjut, dkatakan Sumarni, mereka merupakan ibu rumah tangga (IRT) yang tidak memiliki penghasilan tetap. Namun sebagian lain, juga ada karyawan yang dirumahkan akibat terdapak pandemi Covid-19.
“Ada yang terdampak Covid-19, dulunya industri rumahan gitu, bikin keripik sagu tapi karena jualnya susah terus buka kedai di sini," jelas Sumarni.
Kehadiran objek wisata ini diakui perempuan 50 tahun tersebut sebagai berkah dan sangat membantu. Pasalnya hampir setiap akhir pekan saja, peragang dapat meraup keuntungan sekitar Rp200-300 ribu. Menurutnya hal itu sangat membantu para ibu perihal ekonomi keluarga apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini.
"Semoga bisa terus berkembang dan makin besar. Tapi juga perlu dipikirkan karena memang tempatnya ini rawan banjir, jadi semoga bisa dicarikan solusi yang baik," harapnya.
Sementara itu, anggota DPR RI Gandung Pardiman berjanji akan terus membantu menata objek wisata Kedung Asri. Menurutnya perbaikan lingkungan dengan menambah tanaman yang lebih enak dilihat menjadi salah sati yang penting untuk dilakukan.
"Penataan nanti akan langsung dikonsultasikan dengan ahlinya. Fasilitas yang ada juga perlu tindakan lebih lanjut, akan kita bangun sama-sama," kata Gandung.