Dipesan Ki Seno, Gending Ladrang Gajah Seno Tak Ada Kaitan dengan Pemakaman

Namun ternyata, makna dari lagu itu tak memiliki kaitan dengan kematian maupun pemakaman.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 05 November 2020 | 08:58 WIB
Dipesan Ki Seno, Gending Ladrang Gajah Seno Tak Ada Kaitan dengan Pemakaman
Prosesi pemakaman dalang Ki Seno Nugroho di Makam Semaki Gede, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/11/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Prosesi pemakaman dalang Ki Seno Nugroho, Rabu (4/11/2020) kemarin, diiringi dengan gending Ladrang Gajah Seno Slendro Pathet Sanga yang dimainkan Warga Laras. Para wiyaga dan 12 sinden pun tak kuasa menahan air mata.

Pilihan lagu untuk mengiringi pemakaman itu sendiri memang sudah menjadi pesanan sang almarhum jauh hari sebelum ia mengembuskan napas terakhirnya.

Namun ternyata, makna dari lagu itu tak memiliki kaitan dengan kematian maupun pemakaman.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Joko Winarko alias Joko Porong, pembuat gending tersebut.

Baca Juga:Kagumi Humor Ki Seno Nugroho, Didik Nini Thowok Impikan Tampil Sepanggung

"Gendhing yang akan dimainkan namanya "Ladrang Gajah Seno", tapi itu tidak ada kaitannya dengan meninggalnya Ki Seno hari ini karena memang sudah dibuat sekitar dua hingga tiga tahun yang lalu," ucap Joko Porong di rumah duka di Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Rabu.

Menurut keterangannya, gending tersebut dulu dikreasikan dengan tujuan memberi dalang waktu untuk istirahat di tengah pagelaran.

Saat itu, kata Joko Porong, Ki Seno meminta tolong dibuatkan inovasi gending untuk pakeliran yang bisa untuk istirahat.

Potongan video pemakaman Ki Seno Nugroho. - (Twitter/@ekakunjeri)
Potongan video pemakaman Ki Seno Nugroho. - (Twitter/@ekakunjeri)

Syairnya sendiri dibuat dari suluk dalang, lalu oleh Joko Porong dibawakan dengan gending agar Ki Seno memiliki waktu untuk diam istirahat.

Di puncak gending dimainkan pada hari pemakaman Ki Seno, sinden berteriak histeris; para wiyaga memainkan gamelannya dengan mata sembap dan tenaga yang terkuras.

Baca Juga:Juru Kendang Ki Seno Nugroho Histeris dan 4 Berita SuaraJogja Lainnya

"Sesuk nek aku wes mati, mangkatku tolong dioneke gending iki [besok kalau aku meninggal, pemakamanku tolong diiringi lagu ini]," kata perebab dari Warga Laras, Kiswan, mencoba menirukan Ki Seno setelah mengiringi jenazah diangkut ambulans.

Hal serupa juga disampaikan manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, kepada awak media. Dikatakan bahwa pesan itu sudah disampaikan jauh-jauh hari sebelum akhirnya ajal menjemput Ki Seno.

"Beliau pernah berpesan, "nanti sewaktu keberangkatan, tolong diiringi oleh gending ini." Saya juga kurang paham gending apa, tapi itu sangat disenangi oleh Ki Seno," kata Gunawan.

Keluarga dan kerabat mengikuti prosesi pemakaman dalang wayang kulit Ki Seno Nugroho di Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, D.I Yogyakarta, Rabu (4/11/2020). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko]
Keluarga dan kerabat mengikuti prosesi pemakaman dalang wayang kulit Ki Seno Nugroho di Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, D.I Yogyakarta, Rabu (4/11/2020). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko]

Disampaikan Gunawan, pesan itu sudah diutarakan Ki Seno lebih dari dua tahun lalu, tepatnya saat menggelar uyon-uyon bersama dengan timnya.

"Beliau bilang di grup sama timnya, "cah besok kalau saya tidak ada tolong diiringi dengan gending ini." Kalau tidak salah karya Joko Porong," sebutnya.

REKOMENDASI

News

Terkini