Bicarakan Komedian Baru, Haji Malih Komentar Soal Hinaan Fisik

Para pelawak baru itu dinilai menghalalkan segala cara untuk membuat kelucuan, termasuk dengan mengorbankan orang lain.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 05 November 2020 | 12:50 WIB
Bicarakan Komedian Baru, Haji Malih Komentar Soal Hinaan Fisik
Malih jadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier. - (YouTube/Deddy Corbuzier)

Terkait dengan tampil bersama dengan Ade Londok lagi, Malih mengaku bisa namun perlu melakukan briefing terlebih dahulu. Menurutnya, setiap orang memiliki perannya masing-masing. Tanpa harus dipaksakan, jika sudah saatnya lucu suatu materi akan menjadi lucu.

Pelawak berusia 71 tahun tersebut menyampaikan, tanpa harus melibatkan seseorang jatuh dan sebagainya adalah sebuah komedi yang dipaksakan. Sementara komedi sendiri merupakan sebuah pertunjukkan yang hanya membutuhkan permainan mimik.

Belajar dari tokoh Bokir, Malih mengatakan bahwa komedi sendiri juga memiliki tempatnya. Tidak harus seorang komedian melawak setiap saat. Di luar panggung, bukanlah tempat untuk melawak. Ia khawatir jika terlalu banyak melawak di luar panggung akan kehabisan bahan dan berujung pada komedi yang menghina fisik.

"Lucu sementara, tapi umum belum tentu," imbuh Malih.

Baca Juga:Badai La Nina Bakal Lewati 2 Wilayah di Gunungkidul dan 4 Berita SuaraJogja

Baginya, penghinaan yang berlebihan tetap bisa menyinggung hatinya. Meskipun itu hanya bersifat candaan saja. Jika memang seorang pelawak, pasti akan menemukan cara untuk membuat komedi tanpa harus menghina fisik orang. Ada jalan lainnya yang bisa dijadikan materi untuk komedi.

Seandainya penonton justru menikmati ketika komedi dilakukan dengan cara menghina fisik seseorang, ia berpendapat bahwa penonton juga bisa salah dalam menikmati komedi. Selain itu, Malih juga berpesan jika ada komedian baru sebelum bekerjasama untuk saling mengenal dan ngobrol terlebih dahulu dengan rekan bermainnya, terutama yang lebih tua.

Sejak awal karir, ia belajar secara otodidak untuk membuat materi-materi komedi. Dalam seni topeng atau lenong, harus pandai berimprovisasi. Tanpa naskah dan aturan jelas, komedi yang dihasilkan berasal dari kehidupan sehari-harinya. Penting untuk memahami watak antar satu pemain dengan lainnya.

"Kalau dia ketemu kita harus ngobrol dulu masalah apa ni," terang Malih.

Bagi komedian baru, perlu untuk mengobrol terlebih dahulu antar pemain agar terbangun kemistri saat akan tampil di panggung. Lebih baik untuk menghina diri sendiri dalam membawakan lawakan. Bagi pemain baru, cukup untuk memancing dirinya, dan sisanya ia akan berimprovisasi sendiri.

Baca Juga:Longsor, 12 Kepala Keluarga di Gunungkidul Terisolir

Selain penghinaan dan komedi yang dipaksakan, ada juga komedian yang sengaja mematikan komedi orang lain. Jika ia bertemu dengan lawan seperti itu, Malih memilih untuk lebih berhati-hati dalam berkata. Tidak mudah untuk menjadi komedi, perlu kecocokan antara pemain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak