"Aplikasi ini lahir di Jogja dengan kerja sama antara Kupva dan Kantor Perwakilan BI DIY. Kalau memang bagus nanti tentu akan dikembangkan hingga tingkat nasional tapi setidak-tidaknya untuk DIY manfaatnya sudah bisa terasa dalam beberapa bulan saat uji coba kemarin," terangnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) DIY Edi Sulistyono, mengapresiasi hadirnya aplikasi ini untuk membantu mengawasi kegiatan bertransaksi. Sebelum diluncurkan, pihaknya juga sempat diajak berdiskusi agar sistem informasi ini bisa diterapkan oleh seluruh stakeholder di Yogyakarta.
"Aplikasi SIAP bagi kami [kupva] tidak dipungkiri sangat bermanfaat dari sisi literasi. Sebab memang dalam file atau isian konten aplikasi ini banyak sekali memberi informasi untuk bisa saling berbagi," kata Edi.
Menurutnya dengan aplikasi ini transaksi bisa saling mengontrol, mengoreksi, dan bekerja sama serta berkoordinasi antar manajer satu dengan yang lain di DIY. Hal ini karena sistemnya yang terpadu secara online.
Baca Juga:Terpengaruh Pandemi, Peredaran Narkoba di DIY Berangsur Turun
"Jadi nanti dengan segera bisa mendeteksi, semua konten dan pihak juga tahu kalau ada transaksi mencurigakan, dengan adanya SIAP ini DIY akan semakin aman dari pencucian uang dan pencegahan pendanaan perorisme," tandasnya.
Sebelumnya juga diberitakan bahwa peluncuran aplikasi SIAP berbarengan dengan aplikasi lainnya yakni Sistem Informasi Penarikan Uang Lusuh dan Optimalisasi Pengedaran Uang Koin (SIPUL-OPUK). Dua aplikasi yang baru diluncurkan di DIY ini sebagai upaya dukungan terhadap pemerintah untuk terus meningkatkan ekonomi di masa pandemi Covid-19.