SuaraJogja.id - Uang kertas yang sudah lusuh ditambah dengan tumpukan uang koin atau receh kadang membuat masyarakat malas untuk membelanjakannya. Alhasil, uang lusuh dan receh tersebut hanya dibiarkan saja tanpa digunakan untuk transaksi.
Merespons kondisi ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hadir untuk memberikan solusi terkait hal tersebut. Berangkat dari pemanfaatan teknologi digital, aplikasi layanan bertajuk SIPUL-OPUK hadir di tengah masyarakat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan menerangkan, SIPUL-OPUK, atau yang berarti Sistem Informasi Penarikan Uang Lusuh dan Optimalisasi Pengedaran Uang Koin, merupakan sebuah layanan platform digital untuk membantu masyarakat memperoleh uang layak edar dan tepat pecahan.
"Kalau selama ini masyarakat ingin mendapat pecahan uang yang diinginkan dan menukar uang harus datang ke BI atau bank tertentu yang itu mungkin jauh atau sulit untuk dijangkau, sekarang BI menambah titik-titik itu, sehingga masyarakat cukup menggunakan aplikasi ini untuk memenuhi kebutuhan tadi," kata Hilman saat launching aplikasi SIPUL-OPUK di Ballroom Hotel Tentrem, Jalan Pangeran Mangkubumi No 72A, Yogyakarta, Selasa (17/11/2020).
Baca Juga:Cegah Gangguan, Zoom Tambah Fitur Blokir
Lebih lanjut, ketika masyarakat sudah mulai mengakses aplikasi tersebut, nantinya penukaran uang yang diinginkan tersebut bisa dilakukan di titik-titik baru itu. Titik-titik baru penukaran tersebut bekerja sama dengan beberapa retail, mulai dari toko swalayan, supermarket, dan lain-lain.
"Untuk retail sejauh ini masih menggunakan retail besar, setidaknya ada 12 retail besar. Namun ke depan tidak akan dibatasi, bahkan seluruh DIY diharap bisa memaksimalkan aplikasi ini," ucapnya.
Hilman menuturkan, terkait dengan uang lusuh, nantinya aplikasi ini akan membantu masyarakat dalam penukarannya, sehingga menjadi lebih layak digunakan lagi. Mekanismenya, masyarakat hanya perlu mengumpulkan uang-uang lusuh tersebut dalam satu titik lokasi tertentu.
Nantinya, kata Hilman, pihaknya akan mengambil kumpulan uang lusuh tersebut secara keseluruhan dengan waktu yang berkala, sehingga itu akan lebih memudahkan masyarakat karena mereka tidak perlu repot menukarkan sendiri uangnya ke bank.
Sementara terkait dengan optimalisasi uang logam atau recehan di tengah masyarakat, aplikasi ini nantinya tidak hanya memudahkan bagi masyarakat, tapi juga retail. Dikatakan Hilman, selama ini uang logam yang diberikan atau diedarkan kepada masyarakat sangat jarang ada yang kembali ke BI.
Baca Juga:Pulihkan Ekonomi Akibat Pandemi, Pemda Didorong Lebih Giat Cari Investor
"Setelah saya cari tahu, rupanya masyarakat terlihat masih kerepotan dalam membawa banyak uang logam. Pecahan yang terlalu banyak, males karena repotnya, sehingga hanya disimpan saja di rumah. Itu kan tidak bagus, jadi sayang saja tidak digunakan," ungkapnya.
- 1
- 2