SuaraJogja.id - Pembubaran Ormas FPI, yang diumumkan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menuai banyak respons dari masyarakat berbagai kalangan.
Ada banyak yang mempertanyakan, bahkan mengutuk pembubaran ormas pimpinan Habib Rizieq tersebut. Namun, ada juga beberapa pihak yang menilai bahwa pembubaran ormas tersebut merupakan langkah yang tepat.
Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Fahri Hamzah, merupakan salah satu politikus yang ikut menyampaikan pendapatnya mengenai pembubaran ormas tersebut.
Melalui akun Instagram pribadinya, @fahrihamzah, pria kelahiran 10 November 1971 ini membuat tulisan yang ditujukan kepada Mahfud MD. Dalam tulisan tersebut, ia juga turut mengunggah foto dirinya tengah membaca buku berjudul Surrounded by idiots.
Baca Juga:Ditanya Soal Pembubaran FPI, Begini Respon Komnas HAM
Berdirinya tokoh-tokoh doktor dan guru besar di belakang Mahfud saat mengumumkan pembubaran FPI dinilai Fahri sebagai bentuk bahwa keputusan tersebut memang diambil oleh orang-orang pintar.
"Pak Prof Mahfud MD Yth, seperti bapak, hampir semua yang berdiri di samping dan belakang bapak saat mengumumkan sebuah organisasi massa sebagai organisasi terlarang adalah para doktor dan guru besar. Sebuah pertanda bahwa keputusan ini adalah karya orang-orang pintar," tulis Fahri.
Namun, pria berusia 49 tahun ini juga menyayangkan kalimat yang diucapkan Mahfud di depan para jurnalis yang tidak berkenan adanya sesi tanya jawab, seolah semua masyarakat pasti mengerti keputusan yang diambil oleh Kemenpolhukam.
Wakil Ketua DPR ini juga menyampaikan bahwa bahasa tubuh orang-orang pintar tidak membuka dialog. Kekuasaan dianggap lebih penting dari ilmu pengetahuan.
Fahri meminta Mahfud untuk percaya bahwa ilmulah yang akan memiliki masa depan. Kekuasaan tidak akan pernah bisa bertahan. Seharusnya dialog adalah jalan yang ditempuh antara pemerintah dan masyarakat.
Baca Juga:FPI Dibubarkan, Politikus PAN Ini Hormati Keputusan Pemerintah
"Prof Mahfud lupa bahwa salah satu sebab kita mengambil dialog keterbukaan dan demokrasi sebagai jalan adalah karena kita sering melihat kekuasaan selalu menyimpang," tulis Fahri.
Ia menilai, Mahfud lupa bahwa penyebab negara mengambil dialog keterbukaan dan demokrasi karena rakyat kerap melihat kekuasaan yang menyimpang. Hal tersebut adalah pengalaman bangsa Indonesia, pengalaman agama dan juga pengalaman ummat manusia.
Fahri mempertanyakan jika saja Mahfud belum memahami akan hal tersebut, ia meminta agar Mahfud memberikan pelajaran kepada rakyat bahwa ilmu lebih penting dari kekuasaan.
Supaya kerukunan hadir pertama-tama dari ketenangan jiwa para pemimpin yang arif bijaksana, jangan dibiarkan suasana jiwa yang gusar dan penuh dendam menyebar. Ada banyak hal yang ingin Fahri sampaikan sebagai kawan lama dengan Mahfud.
Namun, Fahri menilai jika Mahfud pasti lebih memahami jika suasana seperti ini memang sudah diniatkan. Silahkan diteruskan, semua masyarakat akan menyaksikan dengan doa semoga Tuhan menjaga bangsa dan agama dari sengketa.
Sejak diunggah Rabu (30/12/2020), tulisan panjang Fahri tersebut sudah disukai lebih dari 5.000 pengguna Instagram. Ada 500 lebih warganet yang ikut memberikan tanggapan di kolom komentar.
Banyak warganet yang ikut menyampaikan pendapatnya mengenai kondisi bangsa dan pembubaran ormas yang baru saja kehilangan enam orang laskarnya tersebut.