"Nanti akan berkunjung dalam waktu dekat. Pak Jokowi memang belum nyoba tapi kalau ke Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sudah," ucapnya.
Kuwat menekankan bahwa tujuan GeNose ini diciptakan yakni sebagai dukungan para peneliti untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 secepatnya. Dasar itu juga yang membuatnya tidak merekomendasikan alat ini dimiliki secara perseorangan atau pribadi.
"Bukan karena kita tidak butuh uang, tapi lebih mengalokasikan agar sehari minimal bisa menguji 120 sampai 200 orang. Kalau kita punya 10 ribu unit, berarti bisa 2 juta orang sudah bisa diuji dalam sehari," jelasnya.
Di sisi lain, makin banyak sampel yang diujikan dengan GeNose, maka otak alat tersebut akan makin terasa, dan hasilnya dapat dikunci. Artinya, hasil yang akan diujikan selanjutnya telah memiliki sampel yang ada, sehingga alat akan makin siap.
Baca Juga:Diborong Ganjar, Deteksi Covid-19 Pakai GeNose Buatan UGM Cuma Rp25 Ribu
"Akurasi saat ini mencapai sekitar 95 persen. Pengujian juga maksimum hanya butuh 3 menit saja," tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengharapkan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) bisa segera disiapkan untuk GeNose. Hal itu untuk makin menegaskan bahwa alat ini merupakan produksi atau hasil karya Indonesia.
"Mudah-mudahan nanti HAKI segera disiapkan. Jadi patennya disiapkan, merek, semua disiapkan agar betul-betul menjadi produk original Indonesia dan UGM," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, jika memang nantinya GeNose dapat dimasukkan sebagai satu ekosistem dalam penanganan Covid-19, itu dinilai menjadi sebuah prestasi yang luar biasa baik.
Kendati begitu, dibutuhkan keputusan politik secara nasional untuk mengangkat produk atau alat-alat semacam ini. Namun saat semua itu bisa tergabung dalam satu ekosistem yang kiat, maka diyakini akan lebih bermanfaat bagi lebih banyak masyarakat.
Baca Juga:Belum Lama Dapat Izin Edar, Pesanan GeNose Buatan UGM Capai 10 Ribu Unit
"Tidak hanya GeNose, ada juga ventilator dan lainnya. Kalau kemudian semua alat itu bisa digunakan saat menjadi bagian dari satu ekosistem penanganan pandemi Covid-19 atau pandemic response ini, kita bisa mewujudkan apa itu berdikari dalam bidang ekonomi. Istilahnya solutif," pungkasnya.