Stres Situasi Pandemi, Wanita Asal Bantul Ditemukan Tewas Membusuk di Sumur

"Dia [korban] sejak awal pandemi itu ada perubahan prilaku, seperti ketakutan. Jadi semacam ketakutan berlebihan hingga depresi."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 07 Januari 2021 | 12:45 WIB
Stres Situasi Pandemi, Wanita Asal Bantul Ditemukan Tewas Membusuk di Sumur
Wanita bernama Pawiro alias Ceplis ditemukan tewas di dalam sumur dan dievakuasi tim Polsek Srandakan serta SAR BPBD Bantul di Pedukuhan Polosiyo RT 2, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Kamis (7/1/2021). (SuaraJogja.id/HO-Polsek Srandakan)

SuaraJogja.id - Seorang wanita bernama Pawiro alias Ceplis ditemukan tewas mengenaskan di dalam sumur rumahnya di Pedukuhan Polosiyo RT 2, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul.

Wanita 75 tahun yang tinggal hanya seorang diri itu diduga mengalami depresi saat situasi pandemi Covid-19.

Ketua RT 2 Dusun Polosiyo Purwanto menjelaskan bahwa penemuan mayat terjadi pada Kamis (7/1/2021). Korban ditemukan mengapung dalam sumur sekitar pukul 07.30 WIB.

"Awalnya warga sudah curiga sudah empat hari tidak melihat keberadaan korban. Akhirnya warga berinisiatif mendatangi rumahnya. Namun, kondisi rumah dalam keadaan kosong. Sembari mencari, warga juga mencium bau menyengat," terang Purwanto, dihubungi SuaraJogja.id, Kamis.

Baca Juga:Lagi Angkut Sampah, Petugas Pintu Air Manggarai Geger Temukan Mayat Pria

Bau menyengat tersebut berasal dari sekitar sumur milik korban. Ketika seorang saksi bernama Agus Sulemanto mengecek, tubuh korban ditemukan sudah tewas mengapung.

"Akhirnya warga memberi tahu saya, dan saya laporkan ke Polsek Srandakan," terangnya.

Proses evakuasi dilakukan oleh petugas kepolisian, tim SAR BPBD Bantul, serta PMI Bantul. Korban dievakuasi dari dalam sumur berdiameter 80 cm dan tenggelam di kedalaman 2,5 meter dari bibir sumur.

"Proses evakuasi tadi cukup cepat. Kondisi korban juga sudah membengkak mungkin karena hampir empat hari tenggelam di sumur tersebut," kata dia.

Purwanto tak mengetahui pasti mengapa korban meninggal di dalam sumur. Kendati demikian, ia mengatakan, korban mengalami depresi saat kemunculan Covid-19.

Baca Juga:Mengambang di Sungai Ciliwung Kramat Jati, Jasad Mr X Sudah Membengkak

"Dia [korban] sejak awal pandemi itu ada perubahan prilaku, seperti ketakutan. Jadi semacam ketakutan berlebihan hingga depresi. Awalnya masih normal [sebelum ada pandemi Covid-19]," jelas dia.

Terpisah, Kapolsek Srandakan Kompol Muryanto mengatakan bahwa korban hidup seorang diri.

Adanya cirus corona dan beberapa tetangganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 membuat korban ketakutan.

"Sebelum ditemukan meninggal, korban ini sempat berbicara ingin pergi jauh. Namun, warga tidak memahami maksudnya. Ketika empat hari tidak terlihat, ternyata korban ditemukan tewas di dalam sumur," terang Muryanto.

Disinggung terkait ada tidaknya unsur percobaan bunuh diri, Muryanto tak bisa memastikan.

"Kami belum bisa menyimpulkan apakah korban bunuh diri atau tidak. Namun keterangan dari saksi-saksi yang kami dapat, korban mengalami ketakutan berlebih karena Covid-19," terangnya.

Catatan Redaksi: Hidup sering kali sangat berat dan penuh tekanan, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak