SuaraJogja.id - Sejumlah informasi liar bermunculan terkait tragedi kecelakaan Sriwijaya Air SJ182. Terbaru, beredar rekaman percakapan yang diduga pilot Sriwijaya Air sebelum jatuh.
Rekaman video yang diklaim sebagai Cockpit Voice Recorder (CVR) tersebut sempat dibagikan oleh pemilik akun TikTok bernama @monocolusjunior, hingga viral di media sosial tersebut.
Rekaman percakapan diduga antara pilot Sriwijaya Air dan Co Pilot Sriwijaya Air SJ182 itu terjadi sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Percakapan pilot SJ182," tulis keterangan di unggahan tersebut.
Baca Juga:Anggota TNI Serda Lili Nangis di Kantor Polisi, Ini Kisah Sedih di Baliknya
Dalam video itu, tampak pula akun @monocolusjunior membubuhkan transkrip dari percakapan antara Pilot dan Co Pliot.
Keterangan lain yang diberikan akun tersebut adalah tulisan “Pesawat Sriwijaya Air SJ182, S: Sabtu, J: Januari, 18:2, Sabtu 9 Januari”.
Lantas benarkah rekaman itu berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- Jaringan Suara.com, video itu bukanlah CVR dari pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Baca Juga:Tiga Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi: Fadly, Khasanah, Asy Habul Yamin
Faktanya, transkrip video tersebut merupakan rekaman dari black box pesawat Adam Air KI 574 yang jatuh pada 1 Januari 2007 di Perairan Majene, Sulawesi Barat.
Kemudian rekaman itu diunggah oleh kanal Youtube ParahAir pada 2 Agustus 2008 dengan judul “ASLI-Rekaman Black Box Adam Air Flight 574”.
Meski begitu, transkrip video percakapan yang beredar dengan klaim milik Adam Air KI574 sempat menjadi perbincangan hangat pada masanya.
Lantaran video itu disebut tidak asli oleh sejumlah penjabat, seperti Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Menteri Perhubungan saat itu.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa klaim yang beredar di media sosial soal rekaman Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ182 adalah hoaks.
Klaim tersebut masuk dalam kategori konten yang salah.