SuaraJogja.id - Nama Permadi Arya alias Abu Janda tengah menjadi perbincangan di media sosial. Cuitannya soal "Islam arogan" diduga menyinggung banyak pihak. Pengakuannya sebagai bagian dari Nahdhatul Ulama (NU) juga ikut menjadi perhatian. Anggota NU terpecah menjadi dua pihak: yang mendukung dan mengecam tindakan Abu Janda.
Deddy Corbuzier melalui kanal YouTube-nya, mengundang Permadi Arya dan Gus Miftah, yang juga merupakan ulama NU, untuk berdiskusi dalam acaranya. Dalam video berdurasi 27 menit tersebut, Gus Miftah menyinggung bahwa dalam suatu hal penyikapannya bisa berbeda, seperti kasus Presiden Prancis sebelumnya, yang diduga menghina Islam. Gus Miftah dan Abu Janda memiliki pendapat berseberangan.
"Dia komentarnya ngeselin banget," ujar Gus Miftah, menunjuk Abu Janda.
Ulama berambut panjang itu juga menyampaikan bahwa secara tidak langsung dirinya sudah sering memiliki pandangan yang berbeda. Namun, sebagai orang yang bijaksana, ia mencoba tidak menyerang Permadi Arya secara personal. Sementara, Abu Janda mengaku senang jika perbuatannya mendapatkan perhatian dari Gus Miftah.
Baca Juga:Gus Miftah Geram dengan Abu Janda: Sudah Lama Pengen Ceramahi Dia
Abu Janda mengaku iri dengan Deddy Corbuzier, yang tampak dekat dengan Gus Miftah. Secara pribadi, Gus Miftah menilai bahwa cuitan Permadi yang menyatakan umat Islam adalah pemeluk agama yang arogan sama dengan tingkah presiden Prancis yang menyamakan umat Islam seluruhnya dengan seorang murid yang memenggal kepala gurunya.
"Salah satu aktivitasku di Twitter itu aku suka meng-counter twit-twit radikal," ujar Permadi.
Ia menjelaskan bahwa cuitannya mengenai Islam arogan itu bukanlah cuitan tunggal. Menurut Permadi, saat itu Tengku Zul menuliskan cuitan yang provokatif dengan menyebutkan mengenai minoritas dan mayoritas. Dua kalimat terakhir Tengku Zul yang menyatakan bahwa kaum minoritas arogan dan bagaimana saat ini ulama di NKRI mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan adalah provokatif menurutnya.
Sementara, Gus Miftah sendiri menyampaikan, jika pernyataan Tengku Zul dinilai provokatif, pernyataan Abu Janda justru lebih provokatif. Membela diri, Abu Janda menyayangkan cuitannya yang dipotong dari balasan cuitan Tengku Zul, sehingga seolah tanpa ada sebab apapun ia mengatakan jika Islam adalah agama yang arogan.
"Kata arogan itu keluar karena aku mengomentari apa yang aku anggap provokatif," ujar Permadi.
Baca Juga:Gun Romli: Abu Janda Ada untuk Penyeimbang Bacotan Tengku Zul dan Munarman!
Aku maksud ini adalah alirannya si Tengku Zul ini, Islam yang transnasional, yang dari Arab. Bahasa yang kurang lugas dinilai Gus Miftah menjadi alasan cuitan Permadi menjadi hal yang besar. Tidak akan menjadi masalah seandainya Permadi bisa lebih spesifik dalam menyampaikan pendapatnya. Secara pribadi, Gus Miftah juga bukan orang yang setuju dengan aliran Islam keras.
Banyaknya perbedaan pendapat di antara keduanya menjadi alasan Gus Miftah ingin bertemu Abu Janda. Sejak lama, ia ingin menceramahi pria berblangkon tersebut. Hal yang paling membuat Gus Miftah kesal adalah karena Permadi selalu membawa-bawa identitasnya sebagai PBNU. Ia tidak memiliki masalah dengan hobi Permadi mengunggah cuitan di Twitter.
Hanya saja, Gus Miftah berharap jangan sampai langkah-langkah yang diambil Permadi memberikan dampak kepada umat Islam khususnya Nahdatul Ulama. Jika mengaku sebagai anggota NU, Abu Janda dituntut siap menyampaikan permintaan maaf. Pada Kamis (28/1/2021), Abu Janda mengaku sudah membuat video permintaan maaf kepada para Kyai di golongan NU terkait cuitan tersebut.
"Kalau memang ada kesungguhan dari beliau, tentunya saya akan memberikan nasehat," ujar Gus Miftah.
Ada beberapa hal yang Gus Miftah ingin sampaikan kepada Abu Janda. Pertama, Permadi dinilai kurang adab kepada umat Islam terutama sebagai anggota NU. Permadi juga dinilai kurang memiliki sopan santun, terutama ketika menghadapi Islam-islam yang keras. Sebab di NU sendiri menganut konsep berada di tengah-tengah. Tidak terlalu kanan atau kiri.
Lihat video perdebatan keduanya DI SINI.
Gus Miftah menyarankan agar Permadi lebih banyak mengaji, berkunjung ke para kyai NU belajar mengenai penyampaian kritik. Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji ini tidak melarang Permadi untuk menyampaikan kritik. Namun, caranya saja yang perlu diperbaiki. Secara pribadi, Gus Miftah juga kerap mengkritik aliran Islam keras, hanya saja dengan cara yang lebih elegan.
"Aku itu mendemnya sudah lama ingin marah ke kamu," ujar Gus Miftah kepada Abu Janda.
Abu Janda sendiri mengucapkan banyak terimakasih atas masukan yang diberikan. Ia juga turut menyampaikan ucapan maaf karena sudah merepotkan Gus Miftah dan para Kyai NU lainnya akibat dari cuitannya. Diminta belajar dengan para Kyai NU, Abu Janda mengaku ingin belajar dari Gus Miftah namun tidak ingin satu kelas dengan Aldi Taher.
Sejak diunggah pada Senin (1/2/2021), video berdurasi 27 menit tersebut sudah ditonton lebih dari 200 ribu kali lebih. Ada 26 ribu pengguna YouTube menyukai video tersebut. Selain itu, ada banyak warganet yang ikut berkomentar. Meski Abu Janda sudah mengaku salah dan menyampaikan permintaan maaf, namun masih banyak warganet yang menghujatnya.