Dengan demikian, volume kunjungan bisa berkurang karena jadwal kontrol berubah dari tiga bulan menjadi enam bulan.
"Pelayanan rutin sudah tidak berubah saat ini, kapasitas bed untuk kemoterapi pun juga memadai," jelasnya.
Sementara, Ketua Harian Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DIY Sunarsih mengungkapkan, tingginya angka kematian akibat kanker karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran pencegahan maupun deteksi dini kanker.
Keterlambatan pelayanan inilah yang membuat angka kematian masih tinggi.
Baca Juga:Lakukan USG, Calon Ibu Ini Kaget Janinnya Nampak Seperti Pakai Masker
"Peningkatan kemudahan akses ke pusat pelayanan kanker yang baik oleh tim kanker multidisiplin juga sangat perlu mendapatkan perhatian," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
- 1
- 2