Jenis-jenis jenazah ada yang terkena abu vulkanik dan awan panas. Untuk jenazah yang terkena awan panas tubuhnya terkena luka bakar 100%. Jenazah serupa akan sulit diidentifikasi karena sekujur tubuhnya melepuh. Untuk bisa menyentuh korban juga harus menunggu korban dingin terlebih dahulu. Sementara pakaiannya langsung dimasukkan ke kantong jenazah.
"Kalau dikenali masih bisa, lebih enak malah kita lihat wajahnya. Daripada yang kena debu harus dikerok dulu," kata dr Hastry.
Tidak bisa identifikasi semua jenazah, korban lainnya langsung dimakamkan secara massal. Proses identifikasi berlangsung selama satu minggu pertama masa erupsi. Sedangkan pada minggu kedua, tim forensik cukup mencatat jenis kelamin, usia, dan properti mayat yang datang. Data tersebut kemudian akan ditunjukkan kepada keluarga yang mungkin mencari.
Penjelasan dr Hastry tersebut dipaparkan dalam video yang diunggah kanal YouTube Denny Darko. Sejak diunggah Rabu (10/2/2021), cerita dr Hastry yang mengidentifikasi jenazah Mbah Marijan tersebut sudah ditonton lebih dari 53 ribu pengguna YouTube. Selain itu, ada seribu lebih yang menekan tanda suka dan 200 komentar ditinggalkan warganet.
Baca Juga:Gunung Merapi Muntahkan Lava Pijar Sampai 1,2 Kilometer ke Barat Daya