Burjo Arya Saloka di Sleman Ramai Ibu-Ibu, Bakal Buka Cabang di Jakarta

Terlepas dari Arya Saloka sebagai pemilik, menurut anggota Aryaddict ini, Burjo Bar Sleman merupakan tempat yang nyaman dengan suasana yang enak untuk berkumpul.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 02 April 2021 | 17:35 WIB
Burjo Arya Saloka di Sleman Ramai Ibu-Ibu, Bakal Buka Cabang di Jakarta
Para penggemar Arya Saloka yang tergabung dalam Aryaddict Jogja datang ke Burjo Bar Sleman. - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Nama Arya Saloka tengah naik daun di dunia hiburan Indonesia. Aktor yang berperan sebagai Aldebaran atau Mas Al di sinetron Ikatan Cinta itu sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia, khususnya ibu-ibu.

Namun, apa jadinya kalau Arya membuka sebuah warung burjo atau warmindo di Jogja? Apakah rombongan ibu-ibu lantas akan membanjiri burjo yang notabene selama ini didominasi anak muda sebagai pelanggannya?

Benar saja, ketika SuaraJogja.id berkunjung ke burjo tersebut, terlihat cukup banyak ibu-ibu yang mampir. Namun, terdapat juga beberapa anak muda, khususnya perempuan, yang seolah penasaran dengan burjo milik Mas Al itu.

Sekilas, burjo itu tampak seperti burjo-burjo pada umumnya yang ada di Yogyakarta. Namun, burjo yang terletak di Jalan Munggur 168, Sanggrahan, Condongcatur, Depok, Sleman tersebut lebih menonjolkan suasana yang cukup menyerupai kafe.

Baca Juga:Disebut Sedang di Puncak Ketenaran, Amanda Manopo Malah Merasa Kacung

Yuda Fajrin (33) merupakan otak dari terbentuknya burjo yang dinamai Burjo Bar ini. Sedangkan Arya Saloka adalah teman Yuda yang sudah cukup lama.

"Jadi kebetulan, aku sama Arya sahabatan sudah lama mungkin dari 2012. Kebetulan aku memang bidangnya ke arah bisnis dan Arya itu sahabat istri juga pernah syuting bareng. Jadi kita memang sudah akrab. Seiring berjalannya waktu, aku fokus ke bisnis, Arya pengin cari kesibukan, mungkin pengin belajar belajar bisnis juga," kata Yuda, membuka kisah Burjo Bar Sleman itu berdiri kepada awak media, Jumat (2/4/2021).

Sebelum Burjo Bar sendiri, sebenarnya Arya sudah bekerja sama dalam bisnis kuliner juga dengan Yuda, yakni dari Kyodimsum.

Dari pertemanan keduanya itu, sempat juga ada obrolan di warung kopi atau warkop mengenai keinginan untuk membuat sendiri warkop itu. Hobi nongkrong di warung kaki lima dan warkop melandasi percakapan itu.

"Jadi punya warkop itu sesungguhnya adalah cita-cita kita juga sebenarnya. Nah pas Arya tahu aku bikin burjo, karena awalnya enggak aku ajakin. Karena aku pikir Ikatan Cinta sedang kejar tayang segala macem terus Arya ada Kyodimsum. Takutnya ruwet juga dia. Aku juga enggak mau membebani temen. Aku enggak mau apa-apa sama Arya, entar dikira popularitas doang, padahal enggak," terangnya.

Baca Juga:Unggahan Saudari Amanda Manopo Mendadak Panen Cibiran, Ada Apa?

Yuda menuturkan bahwa Arya memang merupakan orang Bali, tetapi memiliki banyak keluarga di Semarang. Jadi, Arya bukanlah orang yang asing dengan burjo-burjoan.

"Lalu enggak lama Arya ngomong mau ikutan. Setelah dipastikan Arya tidak sibuk, lalu tercetuslah Burjo Bar ini sama Arya," imbuhnya.

Jauh sebelum Burjo Bar berdiri, ternyata burjo itu dulunya juga dikelola oleh teman Yuda bernama Gobang. Nama burjo tersebut dulunya adalah Burjo Bogorian. Namun, kondisi burjo itu semakin terdampak oleh adanya pandemi.

"Awalnya aku enggak ada pikiran mau bikin usaha ini. Cuma karena aku pikir kasihan temen ya, maksudnya kita yang lagi beruntung kenapa enggak coba untuk bantu temen-temen yang kondisinya lagi kurang beruntung," ucapnya.

Dari situ, bertransformasilah Burjo Bogorian itu menjadi Burjo Bar. Mulai dari tempat yang direnovasi dan sedikit ubahan konsep menu dan gaya.

Diakui Yuda, nama Burjo Bar sendiri hanya muncul begitu saja. Tidak ada makna tersendiri yang melatar belakangi itu.

"[Nama] Burjo Bar itu yang keluar dari mulut aja sih tidak ada filosofis gitu. Ngomongnya gampang. Jadi kita main di tengah. Awalnya niat pengin bantu Gobang, sesungguhnya. Tidak ada niat apa-apa," tuturnya.

Yuda tidak menampik bahwa kehadiran Arya cukup berpengaruh dalam sistem hingga rencana bisnis burjo itu sendiri. Jika tadinya hanya untuk usaha iseng-iseng saja semenjak bergabungnya Arya bisnis burjo itu rencananya akan diperluas lagi.

"Sistem itu berubah setelah Arya masuk. Ya udah, kenapa enggak dibikin gede sekalian. Tadinya enggak, cuma buat usaha iseng-iseng aja. Pas Arya join, kenapa enggak kita bikin skala nasional aja yuk. Harapannya seperti itu," ujarnya.

Konsep milineal atau mengikuti tren menjadi daya tarik tersendiri dari burjo tersebut. Disampaikan Yuda, burjo ini tidak ingin menyajikan menu makanan yang terlalu tinggi bahkan cenderung berada di market bawah namun tetap menyuguhkan suasana nyaman saat berkunjung.

"Jadi kita tetap coba ikutin era tapi memang fokus ke market bawah, grassroad," tambahnya.

Dari segi menu yang ditawarkan nantinya pun tetap akan seperti burjo-burjo pada umumnya. Dengan sedikit tambahan menu minuman seperti kopi dan lain-lain.

"Makanan dari Rp7-15 ribu. Tempat kita bikin, mau laptopan nyamanlah. Kalau mau ke kafe mungkin agak pricey, bahkan toh ini setelannya, aura, atmosfernya seperti kafe, tapi harga burjo. Konsepnya itulah. Bikin kafe harga burjo, menu burjo," jelasnya.

Keputusan nekat Yuda membuka usaha di tengah masa pandemi Covid-19 ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, Yuda sendiri sudah memiliki titik terang dari pandemi yang masih berlangsung saat ini.

"Karena aku melihat ini sudah ada titik terang dari vaksin. Aku merasa masyarakat sebentar lagi akan balik lagi. Mungkin daya belinya pun akan dua kali lipat mungkin, dari normalnya. Jadi aku cukup optimis ya. Tinggal siap puasa dulu. Daripada pas udah normal aku, baru bikin itu aku rasa semua orang akan serentak bikin. Nanti akan kesulitan di tempat berebut market. Bukan berarti rugi, cuma masalah puasa enggak ambil untung aja. Yang penting prepare untuk yang the worst skenario," paparnya sambil menyeruput kopi.

Burjo yang buka sekitar pertengahan Maret lalu tersebut memang baru di Yogyakarta saja.

Status urgensi dalam membantu rekannya yang memang menjadi landasan utama lahirnya burjo ini. Bahkan kata Yuda, bisnis burjo ini adalah 50 persen bisnis dan 50 persen lainnya merupakan sedekah.

"Jadi memang buka Burjo Bar ini kayak sebuah kebetulan banget. Aku orangnya hobi Indomie ya, jadi tuh sebenernya sengaja kayak gini. Jadi kayak punya tukang masak Indomie. Biar bisa makan Indomie gratis gitu aja. Sesederhana itu aja," kata Yuda bercanda.

Saat ini Yuda tengah mencari tempat di Jakarta untuk mengembangkan Burjo Bar. Menurutnya, paling lambat seusai Lebaran tahun ini, Burjo Bar sudah akan buka di Jakarta.

Arya Saloka dan fenomena bisnis artis

Yuda menuturkan, Burjo Bar memang ikut terciprat market atau pembeli dari Arya yang notabene adalah ibu-ibu penggemarnya di sinetron Ikatan Cinta.

Kendati demikian, Yuda selalu menekankan kepada Arya bahwa bisnis yang dikerjakannya memang benar-benar bisnis. Artinya, bukan lantas hanya bisnis berbasis momentum saja.

"Aku ngomong sama Arya, untuk bikin bisnis yang bener-bener bisnis. Jangan ngomongin momentum bisnis. Hanya karena lagi naik, lalu bikin bisnis. Bisa dilihat, Arya kan juga kadang promo kadang enggak. Ya karena memang dia tidak punya tuntutan," ucapnya.

Menurut Yuda, peran Arya di sini adalah selaku owner. Maka jika memang Arya merasa bisnis itu perlu untuk dipromosikan, maka otomatis dia akan melakukan itu, begitu juga sebaliknya.

"Arya fokus ke ownership dan promosi untuk teknis lain serahkan kepada yang berwajib. Karena kalau promo tiap hari jatuhnya, malah ini owner apa brand ambassador. Perlu dibedakan. Nah Arya juga nyaman dengan seperti itu," cetusnya.

Yuda menilai, bisnis makanan itu erat hubungannya dengan lidah dan perut. Maka hal-hal itu yang kemudian harus ditegaskan dan diperkuat sejak awal.

"Karena menurutku bisnis makanan itu urusannya sama perut sama lidah, mau begini-begini, mau salto, kalau rasanya enggak enak ya enggak muter. Tidak mau promo kenceng dulu tapi observasi dulu. Sebab Jogja unik, beda dengan Jakarta. Lidah Jakarta pedas asin dan Jogja itu manis," paparnya.

Yuda memilih untuk fokus kepada produk yang dihasilkan terlebih dulu. Bukan lantas hanya semata-mata memanfaatkan nama besar Arya yang sedang naik daun.

Sebab jika hanya mengandalkan bisnis momentum saja justru malah akan blunder. Bisa jadi malah setelah investasi besar di awal lalu berhenti di tengah jalan, bahkan tidak sedikit contoh yang ada.

Penggemar Ikatan Cinta berdatangan

Ditanya mengenai para penggemar sinetron Ikatan Cinta khusus Mas Al atau Arya itu sendiri, Yuda mengakui memang banyak yang datang ke Burjo Bar. Tidak hanya dari wilayah sekitar, tapi juga dari berbagai daerah.

"Banyak [penggemar Ikatan Cinta yang datang] ada yang dari Magelang, Semarang, Salatiga, Boyolali, Cilacap, Surabaya, Kendal," ucapnya.

Yuda menilai, kedatangan para penggemar itu ke Burjo Bar selain karena penasaran, juga karena fanatisme meskipun mereka juga tidak selalu berharap bertemu dengan Arya.

"Karena yang di Jakarta pun belum tentu ketemu Arya sebenernya. Karena memang jadwal luar biasa padat," jelasnya.

Namun memang ada juga orang yang datang ke burjo tanpa mengetahui lebih lanjut bahwa burjo tersebut milik Arya. Mereka datang seperti biasa laiknya ke burjo-burjo lainnya, memesan makan dan minum di situ.

"Ada orang yang datang ke sini ya menganggap ini burjo sepolos itu mereka enggak tau kalau ini punya Arya. Pesen indomie dan pesen kopi dah duduk gitu aja. Tapi juga ada yang ke sini sebagai fans Arya itu ada. Fans Zaskia itu ada. Fans istriku ada. Campur-campur gitu," ungkapnya.

Yuda menambahkan, Burjo Bar sebenarnya adalah bisnis kecil, bisnis warkop dengan harapan dapat memperbesar skala bisnisnya menjadi nasional. Namun jalan itu masih panjang dan akan terus dikembangkan seiring dengan berjalannya waktu.

Sementara itu, salah satu penggemar Arya Saloka yang tergabung dalam fanbase Aryaddict Jogja, Yuni Artilestari (41), mengaku memang sudah tahu bahwa Burjo Bar ini adalah milik Arya Saloka. Bahkan ia bersama anggota Aryaddict Jogja lainnya sudah 3 kali berkumpul di situ.

"Tahu dong [kalau burjo ini milik Arya]. Tahu dari opening mas Yuda, dari Arya juga dari Instagram. Kita ke sini udah 3 kali. Jadi waktu pertama, sebelum opening itu ada Kyodimsum itu, kita ke sini. Kedua waktu opening ini. Terus ketiga kali ini. Jadi kayak ada meet up Aryaddict gitu di sini," kata Yuni.

Perempuan asal Jogja itu tidak memungkiri bahwa ia dan teman-teman lainnya punya keinginan untuk bertemu dengan Arya. Namun, mereka juga memahami bahwa Arya pun masih belum punya waktu untuk berkunjung.

"Ya pengin sih kita ketemu, cuma mungkin belum ada waktu ya. Paling cuma di ig ya. Paling ketemu mas Yuda sih," ucapnya.

Yuni mengatakan sudah menjadi penggemar Arya Saloka sejak lama, bahkan sebelum Arya bermain di dalam sinetron Ikatan Cinta itu.

"Jadi sebelum Ikatan Cinta pun kita sudah ngefans sama Arya. Kita penggemar Arya Saloka sih, kita support Arya dan keluarga. Kita Aryaddict Jogja. Kita satu fanbase gitu," tuturnya.

Disampaikan Yuni, saat ini anggota Aryaddict Jogja sudah tercatat sebanyak 39 orang. Namun tidak hanya di Jogja saja, fanbase itu juga eksis di beberapa daerah lainnya.

Terlepas dari Arya sebagai pemilik, menurutnya, Burjo Bar merupakan tempat yang nyaman dengan suasana yang enak untuk berkumpul. Lokasinya yang tidak langsung berada di tengah kota membuatnya lebih nyaman lagi.

"Kita bisa diskusi ngobrol enak. Menunya rata-rata kayak di burjo, enak juga, harga terjangkau untuk kalangan mungkin anak kost. Menunya juga ada varian-varian baru gitu," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak