Terduga Teroris Bantul Kerja di LSM, Halim: Infak Terorisme Tak Berpahala

Dua terduga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Bantul disebutkan pernah bekerja di salah satu LSM penyalur bantuan dana.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 05 April 2021 | 15:35 WIB
Terduga Teroris Bantul Kerja di LSM, Halim: Infak Terorisme Tak Berpahala
Suasana rumah terduga teroris DS (38) saat didatangi wartawan di Padukuhan Jombor RT 6, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Bantul, Minggu (4/3/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebutkan, infak yang dikumpulkan untuk aksi terorisme merupakan infak yang tak berpahala. Pendapat itu merupakan respons Halim terhadap adanya dugaan bahwa dua terduga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Bantul pernah bekerja di salah satu LSM penyalur bantuan dana.

"Infak itu kan untuk kebaikan, untuk membangun masjid, untuk membangun musala, untuk kegiatan pengajian dalam penguatan akhlak, tapi jika infak untuk terorisme, itu tidak sah," terang Halim, ditemui wartawan di Kapanewon Srandakan, Bantul, Senin (5/4/2021).

Ia mengatakan bahwa infak untuk kegiatan radikalisme atau terorisme sangat salah. Bahkan hal itu bisa menjadi dosa.

Menurut Halim, pihaknya saat ini hanya bisa melakukan langkah persuasif untuk masyarakat, terutama terhadap orang yang akan menerima titipan kotak infak.

Baca Juga:Terduga Teroris: Haji Popon Ajari Saya Ilmu Kebal

"Berinfak itu boleh, dilakukan siapa pun bisa, tetapi saat ini masyarakat juga harus selektif. Tujuan orang menitipkan kotak infak itu untuk apa, apakah membangun masjid, membantu anak yatim piatu, jadi mengetahui pasti apa tujuannya," jelas Halim.

Ia menerangkan, masyarakat juga bisa menanyakan kantor atau tempat penggalangan dana itu berdiri, sehingga ketika terjadi suatu persoalan bisa ditelusuri.

"Bisa juga ditanya penanggung jawab siapa, jika perlu cari tahu orang yang menitipkan itu dari yayasan mana. Artinya warung makan atau toko-toko yang biasa dititipkan infak harus selektif lagi. Di samping ada niatan yang baik, harus disertai objektifitas yaitu tujuan yang baik," kata dia.

Halim mengaku, tidak ada kebijakan terkait aturan saat orang menitipkan infak. Selama hal itu untuk tujuan yang baik, pihaknya tak mempermasalahkan.

"Kami tidak mempersoalkan jika memang tujuannya baik. Karena ini juga kegiatan sosial kemasyarakatan, sehingga tidak apa-apa, tapi tujuannya itu harus benar baik," ungkap dia.

Baca Juga:Teroris Klaim Pendukung HRS, Ngaku Diajari Bikin Bom hingga Ilmu Kebal

Halim juga berharap kepada warga Bantul agar selalu waspada dan mengedepankan nilai toleransi.

"Saat ini tentu seluruh masyarakat harus waspada dan mensosialisasikan model keagamaan yang mengedepankan toleransi, dan juga mengajak pada kedamaian. Karena toleransi termasuk sunah rosul ya," katanya.

Ia menuturkan bahwa bentuk sosialisasi bisa dimulai dari masjid-masjid. Dimana materi khutbah atau ceramah jauh dari paham radikalisme dan mengedepankan nilai toleransi.

"Ya nanti kami siapkan materi-materi itu. Yang jelas masjid-masjid ini kami minta agar khutbah jauh dari pandangan radikal. Selain itu isi materi juga mengajak warga untuk menguatkan toleransi," terang Halim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini