Santri di Salah Satu Ponpes Bantul Diduga jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Ustadznya

Dugaan pelecehan seksual dialami oleh seorang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) wilayah Padukuhan Bogoran.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 24 Juni 2021 | 10:55 WIB
Santri di Salah Satu Ponpes Bantul Diduga jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Ustadznya
Ilustrasi pelecehan seksual (Suara.com/Ema Rohimah)

"Karena kami merasa ada yang janggal, nekatlah kami ke Ponpes ini. Sampai sana kami tidak bisa menemukan orang untuk ditemui. Lalu ada orang melintas lalu kami panggil dan minta tolong panggilkan santri bernama D ini," jelas Rani.

Dirinya langsung melihat keponakannya berlari turun dari tangga dengan membawa tas dan menangis ketakutan. Hal itu membuat Rani bingung dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Anak ini tidak mau menceritakan. Dia bilang nanti di rumah saja. Bahkan minta saat itu pulang saja. Tapi jelas hal itu akan bermasalah, akhirnya saya mencari orang yang bertanggungjawab dan datang ustad yang notabene ini diduga pelaku. Saya tanya anak ini kenapa, ustad itu mengatakan jika D ini sedang kangen sama orang tuanya saja," ujar Rani.

Suami Rani tak langsung percaya, dia menanyakan kembali kenapa dia terlihat ketakutan saat ustad tersebut mendekat. 

Baca Juga:Sebut Pemerintah Gagal Tekan Angka Penularan Covid-19 di Bantul, FPRB: Harus Lebih Tegas

"Ustad itu mengatakan jika dia tidak tahu dan baru mau ditanyakan kepada anak ini," katanya.

Rani dan suami tetap meminta D segera dipulangkan karena ada hal janggal. Awalnya ustad tersebut tidak membolehkan karena belum waktunya pulang, namun Rani tetap memaksa dan harus bertemu Kepala Sekolah.

"Akhirnya saya berjalan ke ruangan kepala sekolah. Tapi saat masuk tidak terlihat seperti kantor kepala sekolah. Akhirnya ada orang yang sebelumnya saya kira sebagai kepala sekolah," terang Rani.

Pria yang berinisial M yang diduga Rani adalah Kepala Sekolah itu memberi penjelasan jika memang tidak boleh santrinya pulang selain hari libur. Namun Rani dan suaminya bersikukuh meminta D dipulangkan hingga mendapat izin dari orang tersebut.

"Saya baru tahu beberapa jam jika orang tersebut (M) ya pengajar juga di sana bukan Kepala Sekolah. Sebelum diizinkan saya dan suami diminta keluar ruangan itu sebentar. Tapi keponakan saya tetap di dalam," jelas dia.

Baca Juga:Ajak Warga Perketat Prokes, Relawan Bantul Pasang Masker di Patung Penari Jathilan

Makin curiga, Rani mendekat ke arah pintu sambil mendengarkan percakapan di dalam. Dirinya sudah menganggap ada kejadian yang tidak beres antara keponakan dan ustadnya itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak