Target Wisata Sleman Saat Libur Nataru Turun, Dispar Pasang Proyeksi Lebih Realistis

Dispar Sleman turunkan target kunjungan Nataru 2025/2026 jadi 250-300 ribu karena faktor ekonomi, cuaca, dan aksesibilitas.

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 11 Desember 2025 | 13:15 WIB
Target Wisata Sleman Saat Libur Nataru Turun, Dispar Pasang Proyeksi Lebih Realistis
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Edy Winarya. [Suara.com/Hiskia]
Baca 10 detik
  • Dinas Pariwisata Sleman menurunkan target kunjungan wisatawan Nataru 2025-2026 menjadi 250-300 ribu orang.
  • Penurunan target dipengaruhi faktor ekonomi, prediksi cuaca ekstrem, dan aksesibilitas tol yang belum optimal.
  • Mayoritas wisatawan Nataru diprediksi masih berasal dari domestik Pulau Jawa, dengan lama tinggal 1-2 hari.

SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Sleman menurunkan proyeksi kunjungan wisata pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) yang berlangsung 22 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Penyesuaian dilakukan akibat sejumlah faktor mulai dari ekonomi masyarakat, cuaca, dan aksesibilitas.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Edy Winarya, mengatakan target kunjungan tahun ini ditetapkan lebih konservatif dibanding tahun sebelumnya. Ia menyebut tren kunjungan Nataru diperkirakan menurun cukup signifikan.

"Kondisi [target kunjungan] ini menurun dibanding 2024, wisatawan nataru tahun lalu 500-600 ribu. Saya kira kondisi kita sedang tidak kondusif, terkait beberapa hal," kata Edy kepada awak media, Kamis (11/12/2025).

Disampaikan Edy, pada periode Nataru kali ini Dispar Sleman hanya mematok target pergerakan wisatawan pada kisaran 250-300 ribu saja. Jumlah itu diproyeksikan masih dominasi wisatawan domestik dari Pulau Jawa hingga 95 persen. 

Baca Juga:10 Tahun Pakai Biogas, Warga Sleman Tak Khawatir Jika LPG Langka atau Mahal

"Target pergerakan wisatawan berada di antara 250-300," ucapnya.

Sementata itu durasi tinggal atau length of stay wisatawan diperkirakan tetap 1-2 hari seperti tahun-tahun sebelumnya. Didukung oleh tingkat keterisian hotel ditargetkan 45-65 persen, mencakup hotel berbintang dan nonbintang.

Kemudian untuk belanja wisatawan diprediksi berada pada rentang Rp750.000-Rp1.000.000, dengan potensi perputaran uang Rp187,5 miliar sampai Rp600 miliar selama periode libur. 

Edy bilang penyesuaian target tersebut didasari beberapa asumsi. Terutama kondisi ekonomi masyarakat yang disebut belum pulih. 

Potensi cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi yang diprediksi melanda sepanjang Desember 2025 hingga Januari 2026 bakal menjadi pertimbangan.

Baca Juga:Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu

"Ada potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi Selatan dan Papua Selatan pada periode Desember 2025 sampai dengan Januari 2026," ungkapnya.

Selain itu, akses tol yang baru dibuka hingga Gerbang Tol Prambanan diperhitungkan menjadi pertimbangan. Sebab dinilai belum optimal mendukung kelancaran mobilitas wisatawan.

Belum lagi, kata Edy, berbicara soal jarak waktu yang dekat antara libur Nataru dan Lebaran 2026 mendatang. Hal itu diperkirakan membuat sebagian masyarakat menunda perjalanan.

Meski begitu, Dispar Sleman tetap menyiapkan pemantauan dan penguatan layanan di objek wisata untuk menjaga perputaran ekonomi pariwisata selama liburan akhir tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak