SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menyatakan bahwa stok vaksin Covid-19 di wilayahnya tidak tersisa banyak. Berdasarkan perhitungan, ketersediaan vaksin hanya akan cukup digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi hingga minggu ini.
"[Stok vaksin] hanya tinggal untuk minggu ini saja yang sudah sesuai dengan perencanaan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Novita Krisnaeni saat ditemui awak media, Rabu (28/7/2021).
Novita menyebutkan, saat ini pihaknya hanya tinggal menyelesaikan stok vaksin yang sudah dikirim beberapa waktu lalu. Jumlahnya pun tidak banyak hanya berkisar 14 ribu dosis saja.
"Jumlahnya kemarin itu kan datang 14 ribu, ya udah selesai. Iya [menyelesaikan stok 14 ribu]," ujarnya.
Baca Juga:Vaksin Covid-19 di Medan Tinggal 9 Ribu, Bobby Nasution: 1 Hari Habis
Terkait kondisi tersebut, disampaikan Novita, pihaknya tidak lantas tinggal diam. Dinkes Sleman terus secara aktif mengajukan permohonan penambahan vaksin.
Kendati begitu, Novita juga tidak bisa memastikan kapan stok vaksin tersebut akan datang lagi. Saat ini pihaknya masih terus menunggu kiriman stok vaksin tersebut.
"Mengajukan lagi sudah. Ya harapannya sih biasanya tiap minggu datang. Tapi ngga tahu kok belum datang," ucapnya.
Novita menuturkan bahwa keterbatasan jumlah vaksin yang ada menjadi salah satu kendala yang dihadapi Pemkab Sleman untuk terus mempercepat terbentuknya herd immunity. Di samping juga ada keterbatasan tenaga kesehatan dalam pelaksanaannya di lapangan.
"Ya jumlah vaksinnya kan terbatas. Datangnya sedikit-sedikit, kemudian tenaga kesehatan kita juga terbatas. Jadi ya harus diatur. Tapi kuncinya ada di vaksin. Kalau vaksinnya kita dateng banyak ya kita jalannya bisa lebih cepet," ungkapnya.
Baca Juga:Soal Dana Kontribusi Vaksin Rp35 Ribu, Kadin DIY Bantah Tarik Langsung ke Pekerja
Novita tidak memungkiri bahwa vaksin Covid-19 memang datang secara rutin. Namun jumlah yang datang itu tidak jarang jauh dari diharapkan.
Kedatangan stok vaksin yang hanya dalam jumlah sedikit demi sedikit menjadi penyebabnya. Sehingga memang pelaksaan vaksinasi di Bumi Sembada agak tersendat.
"Ya vaksin rutin sih datang cuma tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita kan bisa menargetkan satu minggunya 40 ribu sasaran. Tapi ya datangnya itu cuma 14 ribu, 15 ribu, seperti itu. Nah itu kurang cepet," terangnya.
Dampak lain dari keterbatasan stok vaksin ini, lanjut Novita, mengharuskan pihaknya memilih skala prioritas penerima vaksin. Sehingga masyarakat yang belum masuk ke dalam skala prioritas diminta sementara untuk menunggu.
"Dampaknya, kita harus memilih skala prioritas. Jadi masyarakat ya mohon untuk bersabar. Maunya semuanya divaksin hari ini, lha wong vaksinnya aja ngga ada kok vaksin. Tetap skala prioritas, artinya nanti pada saatnya mereka juga akan dapat," imbuhnya.
Namun tidak sedikit pula masyarakat yang tidak sabar untuk mendapatkan vaksin. Bahkan hingga melayangkan keluhan ke Dinkes Sleman menanyakan kapan pemberian vaksin dapat dilakukan.
"Banyak yang tidak sabar, komplen ke dinas kok tidak segera dilayani. Sudah saya sampaikan bahwa vaksinnya itu datangnya itu di-icrit-icrit gitu, tidak langsung bruk. Misalnya langsung 800 ribu itu tidak seperti itu karena kita kan juga harus berbagai dengan kabupaten lain, provinsi yang lain," tandasnya.
Novita berharap target 70 persen warga Sleman yang sudah tervaksin Covid-19 di akhir tahun atau pada bulan Desember mendatang akan tercapai. Namun hingga saat ini sendiri setidaknya baru mencapai 37 persen warga yang sudah tervaksin.
"Mereka bagian salah satu tujuan kita agar munuju herd immunity yang 70 persen, mudah-mudahan segera tercapai. Ya [targetnya] Desember," pungkasnya.