Kisah Keluarga di Rusia Beri Nama Presiden Soekarno ke Keturunannya Selama Empat Generasi

Keluarga di Rusia memberi nama keluarganya dengan nama Soekarno

Galih Priatmojo
Kamis, 19 Agustus 2021 | 10:41 WIB
Kisah Keluarga di Rusia Beri Nama Presiden Soekarno ke Keturunannya Selama Empat Generasi
Presiden Soekarno [Instagram Soekarno_Presidenku]

SuaraJogja.id - Jalinan mesra antara Soekarno dengan Uni Soviet pascaPerang Dunia II ternyata meninggalkan kesan mendalam bagi kedua negara. Bahkan, salah satu keluarga di Rusia memberikan warisan nama Soekarno hingga empat generasi lamanya.

Kedekatan Soekarno dengan Uni Soviet dimulai ketika Perdana Menteri Nikita Khrushchev menyatakan dukungannya terhadap pembangunan di Indonesia yang kala itu belum lama menjadi negara merdeka.

Benih kemesraan kedua negara tumbuh saat keduanya menjalin hubungan diplomatik pascaPerang Dunia II yakni sekitar tahun 1950an.

Semenjak saat itu, sosok Soekarno kerap muncul di sejumlah surat kabar Uni Soviet. Bahkan ia beberapa kali melakukan kunjungan ke negeri Beruang Merah tersebut, salah satunya ketika menghadiri Sidang Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet di Kremlin, Moskow pada Juni 1961 silam.

Baca Juga:Rusia Dikabarkan Menentang Rencana WHO Untuk Cari Asal-usul Virus Corona

Soekarno dan Nikita Khrushchev. [kemendikbud.go.id]
Soekarno dan Nikita Khrushchev. [kemendikbud.go.id]

Kharisma Soekarno belakangan ternyata begitu membekas pada salah seorang warga setempat. Ia adalah Musa Gashimovich yang merupakan Ketua Kelompok Tani asal Dagestan.

Saking kagumnya dengan sosok Soekarno, ia bahkan menamai keluarganya dengan nama salah satu Founding Fathers Indonesia tersebut.

Dikutip dari id.rbth.com, dikisahkan Musa mulai mengagumi Soekarno ketika menghadiri pertemuan di Moskow. Tengah hari, ketika sidang masih berlangsung, Sukarno tiba-tiba berdiri dan meminta izin meninggalkan ruangan kepada Sekjen Partai Komunis Nikita Khrushchev untuk melaksanakan salat Zuhur. Nikita pun mempersilahkan Sukarno meninggalkan ruangan.

Hal itu membuat Musa terkejut dan seolah tak percaya akan apa yang baru saja ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri — bagaimana bisa seseorang diperbolehkan beribadah, sementara segala kegiatan beragama merupakan hal terlarang pada zaman Soviet. Jika pun ada, dilakukan secara diam-diam dengan resiko yang tak ringan jika tertangkap basah. Dari situlah kekaguman Musa terhadap Sukarno mulai tumbuh dan mengakar.

Setahun kemudian istri Musa melahirkan seorang putera, dan dengan bekal kekaguman yang ia bawa dari ibu kota, ia pun dengan bangga menyematkan nama Sukarno Musaevich (Sukarno bin Musa) kepada sang putra — Ayah Kamil. Musa sempat menulis surat kepada Kedutaan Besar RI Moskow untuk meminta izin menggunakan nama sang presiden, tetapi tak pernah mendapat balasan. Keajaiban yang disaksikan Musa di Kremlin kemungkinan diceritakan turun-temurun di lingkungan keluarganya sehingga kini nama Sukarno masih tersemat pada sang cicit.

Baca Juga:Kuasai Afghanistan dari Amerika, Taliban Mulai Jalin Hubungan Baik dengan China dan Rusia

Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Mohamad Wahid Supriyadi sempat terkejut saat diperkenalkan kepada dua orang anak yang sama-sama bernama Sukarno. Perkenalan itu berlangsung di sela kunjungannya di Republik Dagestan, Rusia, pada Maret 2020 lalu. Ia tak menyangka, bagaimana mungkin hal itu terjadi, sementara tak sekali pun sang Proklamator Kemerdekaan RI itu pernah menginjakkan kaki di sana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak