SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberi lampu hijau bagi SMA/SMK di DIY untuk segera menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Namun dengan catatan level PPKM turun dari 4 ke level 3.
Kepala Sekolah SMAN 1 Jetis, Jamal Sarwana mengatakan, sekolahnya jadi salah satu sekolah yang akan dipakai untuk uji coba PTM terbatas. Karena itu, agar bisa segera mengadakan PTM, semua siswa wajib disuntik vaksin Covid-19.
"Disdikpora DIY sudah memberi sinyal bahwa SMAN 1 Jetis merupakan salah satu sekolah yang akan jadi pilot project terkait PTM. Sehingga harapan kami semua murid sudah divaksin, PTM akan aman," ujar Jamal saat ditemui SuaraJogja.id di sela-sela pelaksanaan vaksinasi, Senin (30/8/2021).
SMAN 1 Jetis punya murid sebanyak siswa 852 orang. Tapi yang terdaftar sebagai penerima vaksin ada 755 murid. Sementara 103 murid lainnya sudah divaksin.
Baca Juga:Empat Desa Wisata di Bantul Raih Penghargaan Trisakti Tourism Award 2021
"Mereka sudah divaksin karena mungkin dari keluarga TNI/Polri atau tenaga kesehatan (nakes). Sedangkan vaksinasi hari ini bekerja sama dengan Kodim 0729/Bantul," terangnya.
PTM baru akan diselenggarakan apabila semua muridnya telah divaksin. Selain itu, Kabupaten Bantul haris masuk PPKM level 3 baru akan dimulai.
"Karena syarat untuk menggelar PTM itu," imbuhnya.
Ihwal teknis pelaksanaan PTM nanti, katanya, rencana PTM terbatas jadwal siswa masuk ke sekolah akan dibuat dua jadi sif. Sif pertama untuk siswa dari nomor absen 1-15 masuk pada pukul 07.00 sampai 09.30 WIB.
"Kemudian jam istirahat akan dimanfaatkan untuk mensterilkan ruangan. Untuk sif kedua dimulai pukul 12.00 WIB yang diikuti siswa nomor presensi 18-36," katanya.
Baca Juga:Angka Kriminalitas di Bantul Menurun, tapi Dua Kasus Ini Justru Meningkat
Lama waktu belajar di kelas maksimal 2,5 jam meski anjuran dari Disdikpora DIY tiga jam.
"PTM di kelas hanya 2,5 jam walau anjuran dari Disdikpora DIY yakni tiga jam," katanya.
Siswi SMAN 1 Jetis, Alvinda Nur Aya menyambut baik rencana tersebut. Pasalnya, ia menilai selama ini pembelajaran jarak jauh (PJJ) kurang efektif.
"Enggak maksimal kalau belajarnya PJJ. Lebih mudah dimengerti kalau belajar di sekolah," ujarnya.
Selain itu, dia juga sudah rindu sekolah lantaran sudah lama tidak bertemu teman-temannya.
"Ingin ketemu sama teman-teman kan saya baru kelas X," tambah dia.