SuaraJogja.id - Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 oleh pemerintah membuat pengelola Taman Bunga Amarilis di Padukuhan Ngasemayu Kalurahan Salam Kapanewon Patuk Gigit jari. Pasalnya, tak ada pengunjung yang mampir ke taman tersebut meski bunga Amarilis sudah mekar.
Tak hanya itu, penjualan bibit bunga Amarilispun mengalami penurunan cukup drastis. Akibatnya, pengelola Taman Bunga Amarilis banting stir menjadi penjual kelapa muda.
Pemilik kebun bunga Amarilis, Sukadi mengatakan karena PPKM Level 4 kembali diperpanjang oleh pemerintah maka obyek wisatapun belum diperkenankan untuk buka kembali. Termasuk salah satunya adalah Taman Bunga Amarilis yang ia kelola.
"Meski skala kecil, tapi Taman Bunga Amarilis ini termasuk destinasi wisata. Jadi belum berani buka,"ujar dia, Kamis (2/9/2021).
Baca Juga:Tabrak Ayam, Pasangan Suami Istri Asal Gunungkidul Meninggal Dunia
Bulan September ini, bunga Amarilis mulai mekar dan kemungkinan hanya bertahan selama 2 minggu. Kendati periodenya sangat pendek tetapi ia tidak berani menerima wisatawan.
Ia terpaksa harus menolak permintaan penyedia jasa wisata yang ingin datang ke tempatnya. Tak sedikit pula warga yang melintas di jalan Jogja-Wonosari mampir untuk sekedar swa foto, namun ia menghalaunya dengan ramah.
"Banyak yang bertanya apakah bisa mampir atau tidak, tapi kami katakan tidak bisa karena mengikuti aturan. Kami menolak halus," jelas Sukadi
Kini ia hanya mengandalkan penjualan bibit dari tanaman amarilis. Adapun pembeli hanya diizinkan berkunjung ke kebunnya dalam waktu singkat, di mana jumlah orangnya juga sangat dibatasi. Karena ia khawatir nanti akan menimbulkan kerumunan.
Tak adanya wisatawan rupanya langsung berpengaruh pada penjualan bibit amarilis. Sukadi bahkan menyebut hasil penjualan anjlok dibanding saat-saat normal, turun lebih dari separuhnya. Upaya penjualan secara onlinepun tak mampu menolongnya.
Baca Juga:Nasib Apes Dalang Wayang di Gunungkidul, Baru Sekali Pentas Dibubarkan karena Langgar PPKM
"Permintaan bibit juga turun drastis," ujarnya.
- 1
- 2