SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung memberikan dampak yang signifikan kepada pelaku usaha. Tidak sedikit pengusaha UMKM terkhusus pada bidang kuliner yang terdampak hingga memutuskan untuk menghentikan sementara usahanya.
Tidak ingin berlarut-larut dalam kondisi saat ini, Jogja Calling yang berkolaborasi dengan Horecasystem mencoba memantik kembali semangat para pelaku usaha khususnya yang bergerak di bidang UMKM di Yogyakarta. Caranya dengan menghadirkan sebuah grup diskusi yang bertemakan Strategi Mengembangkan Bisnis di Masa Krisis.
Ketua Penyelenggara Focus Group Discussion (FGD) Pergerakan Pengusaha Kuliner Yogyakarta M Andhika Yudhistira menuturkan, DIY merupakan salah satu provinsi dengan pendapatan daerah terbesarnya berasal dari sektor Pariwisata. Kondisi itu membuat perkembangan sektor usaha Kuliner di Yogyakarta termasuk yang paling besar dan cepat di Indonesia.
Bahkan dapat dikatakan, UMKM kuliner yang ada di Kota Gudeg ini memanh bersandar pada nama Yogyakarta dalam menjalankan bisnisnya. Namun berbagai kebijakan yang diterapkan untuk mengatasai pandemi Covid-19 dikhawatirkan menghilangkan daya tarik itu jika dibiarkan begitu saja.
Baca Juga:Belum Buka untuk Kegiatan Pariwisata, Bus Piknik Masuk Malioboro Yogyakarta Dihalau
"Kurang lebih 1,5 tahun berjalan dan selama itu pula seluruh destinasi pariwisata ditutup. Tidak terasa keberadaannya pun mulai memudar. Kami melihat hal ini ketika dibiarkan terus menerus dapat berdampak kepada daya tarik masyarakat untuk berwisata ke Jogja," kata Andhika, kepada awak media, Senin (6/9/2021).
Lebih lanjut, kata Andhika, akan ada akibat atau dampak jangka panjang jika kondisi itu tidak ditanggapi dengan baik. Di antaranya seluruh pengusaha UMKM kuliner yang bersinggungan langsung dengan sektor pariwisata tadi juga berpotensi akan ikut redup dan hilang.
Kondisi itulah yang melatarbelakangi terbentuknya sebuah acara Focus Group Disscuison (FGD) yang rencananya akan diselenggarakan Jumat, 10 September 2021 mendatang di Sleman City Hall (SCH).
"Sekaranglah saatnya kita sebagai UMKM yang pernah bersandar kepada Yogyakarta untuk membangkitkan kembali daya tarik kota ini dengan cara berkolaborasi, dan saling memberikan energi positifnya kepada seluruh rekan-rekan UMKM kuliner," ucapnya.
Andhika menyebut dalam grup diskusi itu akan hadir pula pembicara-pembicara yang sudah berpengalaman. Mulai dari mentor UMKM, founder UMKM yang bertahan dan berkembang di masa pandemi, hingga influencer food reviewer.
Baca Juga:Tawarkan Keindahan Panorama Alam, Ini 7 Rekomendasi Tempat Wisata di Banjarnegara
"Dengan tujuan dapat membagikan ilmu, pandangan, pengalaman, serta energi positif nya kepada seluruh rekan-rekan UMKM terkhusus pada bidang kuliner di Yogyakarta," ujarnya.
Dengan adanya acara ini, ia berharap dapat memberikan output kepada para pelaku UMKM mengenai persoalan-persoalan yang saat ini tengah dihadapi. Semisal mengenai penyelesaian persoalan administratif terkait keanggotaan di dinas terkait.
Ditambah lagi dengan semakin meningkatnya minat anak muda untuk ikut tertarik memiliki UMKM di era digitalisasi sekarang ini. Serta nantinya seluruh Peserta UMKM agar dapat memaksimalkan penjualan dan branding dengan efektif, menggunakan metode digital marketing yang paling sesuai.
"Selain itu juga diharapakan akan ada aksi Kolaboratif antarpeserta, pembicara, dan penyelenggara setelah kegiatan FGD usai," tuturnya.
Adapun seluruh informasi terkait dengan pendaftaran dan rangkaian kegiatan dapat diakses melalui media sosial Instagram @jogjacalling.
Sementara itu Founder Dawet Kemayu, Retno Intansari Rahmawati memang tidak menampik dampak pandemi Covid-19 kepada pelaku UMKM. Namun ia memiliki kiat-kiat tersendiri agar usahanya tetap bisa bertahan.
Menurutnya pelaku usaha UMKM harus memiliki team atau support system yang solid ditambah dengan jiwa survival yang kuat. Lalu dibarengi dengan inovasi produk dari UMKM itu sendiri dan tentunya tidak kalah penting untuk menerapkan banyak strategi marketing.
"Dengan diadakannya FGD UMKM F&B ini mampu memberikan wadah bagi para pelaku bisnis kuliner di Jogja untuk sharing problem solving dan saling bersinergi sehingga semangat untuk memulai kembali bisnis kuliner di Jogja yang sempat lesu karena terdampak pandemi Covid-19," kata Intan.