Sebetulnya saat ini Satiman masih memiliki istri bernama Watiyem dengan status keluarga mendapatkan bantuan rutin sembako. Dan bahkan mendapat bantuan bedah rumah dari program Rumah Tapak Layak Huni (RTLH). Hanya saja Satiman pergi dari rumah tersebut karena terjadi perselisihan dengan istrinya.
![Rumah RTLH atas nama Satiman, kakek yang viral hidup sebatang kara tak dapat bantuan dari pemerintah. [Kontributor / Julianto]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/09/17/79833-rumah-bantuan-dari-pemerintah-ke-satiman-kakek-yang-viral-hidup-sebatang-kara.jpg)
"Istrinya sudah benar-benar tidak mau tinggal dengan Satiman,"ungkapnya.
Sebelum menikah dengan Watiyem, Satiman memang lama tinggal di Magelang dan memiliki istri serta dua orang anak. Tanpa alasan yang jelas, Satiman pulang ke Purwodadi dan menikah dengan seorang janda bernama Watiyem tersebut.
Carik Purwodadi, Menik menambahkan, usai cekcok dengan istrinya, Satiman pergi dari rumah dan tinggal dengan kerabatnya yang bersedia menampungnya. Namun selang beberapa waktu kemudian, terjadi perselisihan dengan pemilik rumah yang menampungnya.
Baca Juga:Tinggal di Kandang Sapi, Pasutri di Gunungkidul Dibantu Bripka Oktaviani Beli Tanah
Karena tidak ingin ketentraman warganya terganggu maka dukuh setempat membangunkan sebuah gubug (pondok) dibantu warga sekitar. Gubug tersebut berada di tanah kas Kalurahan dan yang memintakan ijin juga dukuh setempat.
"Kalau materialnya itu bantuan pak dukuh Winangun dan warga setempat. Jadi pemerintah dan warga sini tidak kurang-kurangnya membantu beliau. Itu narasi sangat memojokkan kami (pemerintah kalurahan) seolah-olah abai,"keluh dia.
Jika dikatakan anaknya tidak mengirim uang, ia membantahnya karena anaknya selalu rutin mengirimkan uang melalui anaknya yang lain yang tinggal di Nitikan Kapanewon Semanu. Menik juga menampik jika Satiman berpuluh-puluh tahun tidak bertemu anaknya.
Menik menyebut, bulan Juli lalu anaknya telah menemui Satiman. Anaknya memang belum kembali berkunjung menemui Satiman karena terkendala Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di mana terjadi banyak penyekatan.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:Muncul Klaster Hajatan Saat Penerapan PPKM, Satu RT di Gunungkidul Masih Masuk Zona Merah
- 1
- 2