SuaraJogja.id - Sejarah Kerajaan Demak. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kerajaan Demak karena runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad-15 dan didirikan oleh Raden Patah.
Di masa pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak berhasil dalam bidang pertahanan, perluasan kerajaan. Raden Patah juga bermusyawarah dengan ulama yang menjadi keberhasilannya dalam memimpin Kerajaan Demak.
Masa pemerintahan Raden Patah berakhir pada 1518 karena wafat. Kemudian, Kerajaan Demak diambil alih oleh anaknya, Pati Unus. Kemudian Kerajaan Islam pertama ini dipimpin oleh Sultan Trenggana, Sunan Prawoto (Raden Mukmin), Arya Penangsang.
Masa kejayaan Kerajaan Demak berada di masa pemerintahan Sultan Trenggana. Saat itu Kerajaan Demak berhasil menguasai beberapa daerah dan berhasil mengusir pasukan Portugis di tahun 1527.
Baca Juga:Viral Video Pencuri HP di Gresik Bonyok Dihajar Massa Setelah Duel dengan Korban
Kerajaan Demak mulai mengalami keruntuhan di masa pemerintahan Raden Mukmin. Namun pada 1554, Raden Mukmin wafat karena dibunuh oleh Arya Penangsang.
Setelah itu, Arya Penangsang diangkat menjadi pimpinan selanjutnya. Namun, akibat perbuatannya, pemimpin terakhir Kerajaan Demak ini tidak disukai oleh adipati sehingga menimbulkan pemberontakan.
Kerajaan Demak berakhir saat wafatnya Arya Penangsang saat terjadi pemberontakan oleh Adipati Joko Tingkir dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang.
Kerajaan Islam yang berdiri pada 1467 memiliki beberapa peninggalan sejarah, antara lain:
Masjid Agung Demak
Baca Juga:PON Papua: Singkirkan Jatim, Jabar Maju ke Final Basket 3x3 Putra
Masjid tertua di Indonesia ini terletak di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid Agung Demak didirikan oleh Raden Fattah, Raja Pertama dari Kerajaan Demak. Bangunannya memiliki bentuk bujur sangkar dan atap yang berbentuk limas segi empat bersusun tiga yang biasa dikatakan dengan atap Tumpang.
Masjid Agung Demak berada di tengah Kota Demak yang menghadap alun-alun. Hal itu memiliki suatu makna yang artinya warga muslim sebagai pusat kegiatan beragama dan sosial.
Pintu Bledeg
Pintu bledeg yang dibuat oleh Ki Ageng Selo ini awalnya digunakan sebagai gerbang utama Masjid Agung Demak. Seperti arti dari kata bledeg yang berarti petir, Ki Ageng Selo membuat pintu ini berasal dari petir yang menyambar.
Situs Kolam Wudhu
Kolan yang berada di timur laut serambi memiliki ke dalam 3 meter dan luas 75 meter persegi. Kolam ini melambangkan masyarakat untuk selalu membersihkan diri dari segala kotoran pada diri dan hati kita. Maka dari itu, Kolam Wudhu dimanfaatkan untuk mensucikan diri.
Situs Delapan Soko Guru
Delapan Soko Guru ini merupakan peninggalan purbakala dari Kerajaan Majapahit yang digunakan sebagai hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabhumi.
Situs Maksurah
Maksurah merupakan sebuah prasasti yang dibuat pada 1866 M saat Aryo Purbaningrat menjabat sebagai Adipati Demak.
Situs Dampar Kencana
Dampar Kencana merupakan sebuah tempat untuk para sultan yang dijadikan sebagai mimbar khutbah Masjid Agung Demak. Dampar Kencana dibuat pada 1475 M yang menjadi peninggalan Majapahit XV pada saat Prabu Kertabumi melantik Raden Fattah sebahai Adipati Noto Projo.
Situs Surya Majapahit
Surya Majapahit digunakan sebagai lambang Kerajaan Majapahit yang dibangun pada 1479 M. Dalam lambang tersebut terdiri dari hiasan Surya Majapahit karena Raden Fattah yang memiliki keturunan Majapahit.
Sumber:
https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-demak/
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-demak
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/silsilah-kerajaan-demak
Rokhim, M. A., Banowati, E., & Setyowati, D. L. (2017). Pemanfaatan Situs Masjid Agung Demak sebagai Sumber Belajar Sejarah bagi Siswa SMA di Kabupaten Demak. Journal of Educational Social Studies, 6(2), 111-119. (JURNAL)
Kontributor : Vincentia Ivena Kasatyo