Lanjutan Sidang Sate Beracun, Ini Kata Dokter yang Menangani Naba Faiz

Sidang lanjutan kasus sate beracun menghadirkan dokter yang menangani Faiz Naba bocah yang tewas usai menyantap sate dari Nani Aprilliani Nurjaman

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Senin, 25 Oktober 2021 | 15:31 WIB
Lanjutan Sidang Sate Beracun, Ini Kata Dokter yang Menangani Naba Faiz
Dokter Tyas Pramitasari bersaksi dalam sidang lanjutan kasus sate beracun di Pengadilan Negeri (PN) Bantul pada Senin (25/10/2021). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Sidang ketujuh kasus sate beracun dengan terdakwa Nani Aprilliani Nurjaman (25) kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bantul pada Senin (25/10/2021). Agenda sidang kali ini adalah keterangan dari saksi ahli.

Sidang dipimpin oleh Majelis Hakim sebagai hakim ketua Aminuddin, serta anggota Sigit Subagyo dan Agus Supriyana. Selain itu juga ada tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan penasihat hukum terdakwa. 

Adapun ketiga saksi yang dihadirkan adalah dua orang dokter dari RSUD Kota Jogja yaitu dr Tyas Pramitasari dan dr Diana Peripihastutia. Satunya ialah petugas dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Jogja Hari Waluyo. Para saksi ahli disumpah di bawah kitab suci Al-Quran sebelum memberikan keterangan.

Tyas menuturkan, pada 25 April 2021 sekitar pukul 17.59 WIB dia sedang berjaga di ruang IGD RSUD Kota Jogja. Saat itu, ada pasien bernama Naba Faiz Prasetya (10) yang diantar oleh kedua orang tuanya.

Baca Juga:Sambil Menahan Tangis, Nani Sebut Cinta Tomi Penuh Kebohongan di Sidang Sate Beracun

"Saat korban dibawa ke IGD RSUD Kota Jogja, Naba kondisinya sudah tidak sadarkan diri dan napasnya tersengal-sengal," kata dia saat ditanya oleh Majelis Hakim.

Selain itu, mulut Naba sudah mengeluarkan busa berwarna putih jernih. Kuku dan tangan korban pun berwarna kebiru-biruan.

"Jika ada seseorang dengan tanda seperti itu maka (kaki dan tangan berwarna biru) karena kekurangan napas," jelas dia.

Berdasarkan keterangan dari orang tuanya, anak mereka baru saja memakan sate lontong. Dari situlah, dia berasumsi jika anak itu keracunan.

"Karena ada indikasi keracunan maka saat itu dipasang monitor untuk mengukur vital sign. Ternyata denyut nadi di leher dan tangannya sangat lemah," paparnya.

Baca Juga:Pengakuan Aiptu Tomi Soal Sate Beracun, Mulai Pacaran dengan Nani sejak 2017

Lebih lanjut dia menerangkan bahwa penyebab lemahnya napas lantaran tidak ada sirkulasi yang baik untuk pernapasannya. Ada dua hal, menurutnya, yang bisa menyebabkan napas melemah yakni karena mekanisme atau kimia, dan bisa infeksi yang berat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak