Diguyur Hujan Deras dan Angin Kencang, Sejumlah Pohon dan Baliho di Gamping Roboh

BPBD Sleman langsung mengevakuasi pohon dan baliho yang roboh

Galih Priatmojo
Senin, 01 November 2021 | 21:16 WIB
Diguyur Hujan Deras dan Angin Kencang, Sejumlah Pohon dan Baliho di Gamping Roboh
Personel BPBD Sleman dan relawan mengevaluasi pohon yang tumbang akibat diterjang hujan disertai angin kencang di Gamping pada Senin (1/11/2021). ANTARA/HO-BPBD Sleman

Selain itu, di Jalan Wates Balecatur, beberapa baliho/papan nama tumbang meliputi Kelurahan Ambarketawang di Gamping Kidul RT01/RW18 Ambarketawang, sedangkan pohon tumbang menimpa rumah warga, sudah terkondisi. Di Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping tiga pohon tumbang menimpa pagar rumah dan nihil kerusakan.

Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Reni Kraningtyas meminta masing-masing daerah di DIY untuk meningkatkan kewaspadaan terkait dengan kemungkinannya munculnya bencana hidrometeorologi pada musim hujan 2021-2022.

Sejak September dasarian III 2021, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah telah melewati ambang batas La-Nina dengan nilai anomali pada dasarian III September 2021: -0.63°C, dasarian I Oktober 2021: -0.61°C, dasarian II Oktober 2021: -0.92°C.

"Indeks Enso bulan Oktober 2021 sebesar -0.83°C menunjukkan ENSO dalam kondisi prasyarat La Nina lemah. Diprakirakan fenomena ENSO La Nina lemah dan dimungkinkan menjadi La Nina moderat berlangsung hingga awal tahun 2022," katanya.

Baca Juga:Marco Gracia Terkejut Dipecat PSS Sleman, Mengaku Tak Diajak Komunikasi

Ia mengatakan pengaruh La Nina di wilayah DIY berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata ratanya, diawal musim hujan Oktober-November 2021 akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60 persen.

"Sedangkan jika La Nina masih berlanjut hingga musim hujan (Desember 2021-Januari 2022-Februari 2022) maka dampak La Nina akan semakin turun yakni sekitar 20-60 persen, " katanya.

Reni mengatakan perlunya diperhatikan meskipun persentase peningkatan curah hujan relatif lebih kecil, namun dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi terlebih saat puncak musim hujan (Januari 2022).

"Terutama wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor di wilayah DIY. Para pemangku kepentingan diharapkan dapat sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah DIY," katanya.

Ia mengimbau para pemangku kepentingan lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

Baca Juga:Digelar Virtual, Tour de Merapi Jelajahi 5 Objek Wisata Sleman

"Masyarakat diimbau terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial info BMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak