Beberapa kegiatan seperti HUT Jogja serta Hari Kemerdekaan kerap dilibatkan. Saat ini sudah jarang diikutsertakan dan kadang terkesan dibiarkan.
"Kami senang bahwa keberadaan kami diperhatikan, kalau sekarang susah sekali padahal kami juga merupakan salah satu kesatuan warga di Jogja ini, sehingga penerimaan waria ini perlu diperjuangkan" katanya.

Terpisah, Ketua Ikatan Waria Yogyakarta Kusuma Ayu mengaku kegiatan ini adalah gebrakan yang ingin dilakukan transpuan bahwa mereka bisa ikut andil dalam kegiatan kemasyarakatan.
"Ya ini gebrakan bahwa bagaimana kami bisa terjun ke masyarakat secara inklusif. Artinya stigma buruk terhadap transpuan ini lambat laun bisa terkikis," ungkap Ayu.
Baca Juga:KaIND Hadirkan Batik Scarf Bernuansa Modern, Pakai Pewarna dari Ampas Kopi
Hal sama juga diharapkan Yuni Sara Al-Bukhori. Transpuan asal Jogja ini menuturkan kegiatan inklusi ke masyarakat dan lembaga sudah sejak lama dilakukan. Maka dari itu, kesempatan untuk berkegiatan bersama warga diharapkan dibuka lebih lebar.
"Kami ternyata bisa untuk ikut dalam kegiatan jika memang warga membuka kesempatan. Contoh kecil dari pameran ini, kegiatan apa pun ke depan kami bisa berupaya untuk bisa menjadi lebih baik," kata Yuni.
Hasil karya pameran tersebut adalah kali pertama yang dilakukan oleh komunitas waria di Jogja. Sebagai pengawal kegiatan, aktivitas di sini juga memberikan pesan bahwa kelompok waria bisa ikut andil dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
"Ya ini yang pertama kami lakukan, di tahun-tahun selanjutnya akan kami lakukan juga mungkin yang memang merambah dan di ruang-ruang publik," ujar dia.
Baca Juga:Bosan Kondangan Pakai Batik, Rombongan Tamu Ini Nekat Pakai Kostum Tak Terduga