Ditegaskan Kustini, meskipun Kabupaten Sleman telah turun di level 2, masyarakat diminta agar jangan kendor menerapkan protokol kesehatan.
Menurutnya, dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, penularan Covid-19 di masyarakat dapat semakin ditekan dan tidak terjadi peningkatan kasus karena pandemi masih belum berakhir.
"Sedari awal saya sampaikan, jangan euforia. Sekali kita lengah, Virus covid-19 ini akan kembali menular dan bisa menyebabkan dampak yang sangat luas. Tidak hanya pada aspek kesehatan saja, tetapi sampai ke kegiatan sosial perekonomian dan," tegas Kustini.
Pasien Klaster Sedayu Bertambah, Kini 85 Positif
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama menerangkan, untuk kontak erat Covid-19 klaster Sedayu dari SMK N 1 Sedayu, dari yang awalnya 69 warga Sleman yang positif, kini jumlah itu bertambah. Penambahan jumlah kasus positif berasal dari tracing lanjutan yang dilakukan, untuk menelusuri penularan kasus itu.
Baca Juga:Lurah Ungkap Kondisi Pasien Covid-19 Klaster Pabrik Tahu, Satu Orang Sedang Hamil
"Total dari kasus klaster Sedayu di Sleman ada 85 positif. Saat ini sudah ada yang close kasus, tapi masih ada yang masih menunggu selesai isolasi mandiri atau di isolasi terpadu Asrama Haji," tuturnya.
Cahya mengimbau masyarakat agar intensifkan pengurangan risiko Covid-19 dengan pesan kunci citamasjajar. Yakni cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak serta menjauhi kerumunan.
"Melakukan koordinasi lintas sektor untuk penyisiran terhadap warga yang belum mendapatkan vaksin Covid-19. Terutama anak usia 12 tahun, komorbid, ibu hamil, lansia," sebutnya.
Ia juga mengimbau warga agar meningkatkan koordinasi dengan Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 untuk memantau penerapan prokes di tempat umum. Termasuk sekolah yang menjalankan PTM serta nanti pada saat Natal dan Tahun Baru.
"Kami harapkan masyarakat bisa selalu menerapkan prokes, penting untuk mencegah atau menghambat gelombang 3 Covid-19," kata Plt Direktur Utama RSUD Sleman itu.
Baca Juga:Muncul Klaster Pabrik Tahu di Gamping, 10 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19
Ia mengatakan, di beberapa negara sudah muncul peningkatan kasus Covid-19 dengan episentrum di Eropa.
"Harus hati-hati, mereka [capaian imunisasi Eropa] vaksin sudah tinggi 80%, prokes bagus tapi tetap muncul [kasus]. Sehingga masyarakat harus tetap mematuhi 5 M terutama menjaga jarak dan menjauhi kerumunan," terangnya.
Kerumunan memiliki potensi virus bertemu inangnya. Padahal kalau sudah bertemu, maka bisa menyebar ke lainnya.
"Ini yang berbahaya, saat ini sudah 88% sudah tervaksin, tinggal 12% yang belum. Tetapi ini [yang belum divaksin] merupakan lansia, komorbid, anak. Bila mereka terpapar belum tervaksin, ini akan berbahaya," ucapnya.
Cahya menambahkan, saat ini jamak yang terkena Covid-19 merupakan OTG dan jarang yang bergejala berat. Pasalnya sudah divaksin dua kali dan sudah terbentuk kekebalan.
Namun karena itu, kadang-kadang penderita Covid-19 tidak merasa sakit. Dengan demikian, pihaknya mengimbau untuk tempat umum atau tempat bekerja yang diperkirakan memiliki banyak karyawan, bilamana ada yang merasa tidak enak badan, segera izin tidak masuk.