Inovasi dan Kolaborasi dalam Digitalisasi Siap Dongkrak Pariwisata 2022

Digitalisasi, kolaborasi dan inovasi menjadi hal penting dalam perkembangan pariwisata.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Hiromi Kyuna
Sabtu, 27 November 2021 | 13:26 WIB
Inovasi dan Kolaborasi dalam Digitalisasi Siap Dongkrak Pariwisata 2022
Sakariza Q Hermawan pada talkshow di Grand Rohan, Jumat (27/11) (Suara/Hiromi)

SuaraJogja.id - Hingga kini, pandemi Covid-19 masih belum selesai. Meski demikian, menjelang 2022, beragam sektor baik ekonomi maupun pariwisata mulai bangkit.

Bangkitnya ekonomi dan pariwisata di tengah pandemi ini tak luput dari adanya kolaborasi dan inovasi yang dilakukan. Digitalisasi, inovasi, dan kolaborasi, diyakini akan menjadi tiga isu yang menonjol sepanjang tahun 2022.

Sepanjang tahun itu, pandemi COVID-19 diperkirakan semakin melandai, berubah menjadi endemi. Hal lain, Indonesia yang ditunjuk menjabat Presidensi G20, pada tahun 2022 akan menggelar ratusan agenda global dan nasional.

Momentum ini harus disikapi dengan cerdas dan bijak oleh para pelaku bisnis, pariwisata, maupun komunikasi. Hal ini disampaikan pada talkshow "Jogja Outlook 2022: Wajah Ekonomi, Pariwisata, dan Komunikasi Pasca Pandemi", yang diselenggarakan di Hotel Grand Rohan Yogyakarta, Jumat (26/11/2021), oleh Think PR dan MAW Talk.

Baca Juga:Informasi Terkini Covid-19 dari Berbagai Belahan Dunia

Tiga narasumber dihadirkan pada forum yang didukung penuh oleh BNI tersebut. Mereka adalah Sakariza Q Hermawan, Pemimpin BNI Kantor Cabang UGM, Yogyakarta. Kemudian Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur (BOB), Agus Rochiyardi, dan Chairman MAW Talk Asmono Wikan.

Agus Rochiyardi pada talkshow di Grand Rohan, Jumat (27/11) (Suara/Hiromi)
Agus Rochiyardi pada talkshow di Grand Rohan, Jumat (27/11) (Suara/Hiromi)

Menurut Sakariza yang mengulas perspektif perbankan, berbisnis di era pasca pandemi harus mengedepankan inovasi dan kreativitas. Tingkat ketidakpastian yang relatif masih tinggi mendorong semua orang harus selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi.

“Salah satu faktor kunci dari tren bisnis tahun 2022 adalah waspada terhadap ketidakpastian. Karenanya, arus kas harus diperkuat, sekaligus agenda-agenda proyeksi perusahaan perlu dikelola dengan baik," ujar Sakariza.

Sakariza optimistis dengan modal pertumbuhan ekonomi di DIY yang mencapai 11,8 persen pada triwulan II 2021, proyeksi ekonomi tahun depan akan cukup cerah. Apalagi, pariwisata telah menjadi denyut nadi bagi masyarakat DI Yogyakarta.

"Digitalisasi ekonomi akan menjadi salah satu faktor kunci perkembangan bisnis di masa datang. Kami pun fokus mengembangkan ekosistem unggulan berbasis digital," imbuh pria yang telah malang melintang di berbagai penugasan kantornya itu, sebelum memimpin BNI KC UGM.

Baca Juga:Perizinan Tingkat Nasional Sudah Dikantongi, Sleman Temple Run 2021 Siap Digelar

Sementara itu, di depan 50 peserta dari berbagai latar belakang bisnis, ekosistem, dan organisasi yang menghadiri forum Jogja Outlook 2022, Agus Rochiyardi menyebutkan bahwa perubahan iklim sebagai salah satu fenomena yang akan berdampak besar bagi sektor pariwisata.

"Sektor pariwisata harus mampu menangani perubahan iklim sebagai masalah bersama, karena tidak mungkin menunggu pandemi dan alam mengalami recovery dengan sendirinya," ungkap Agus.

Agus menambahkan, para pengelola destinasi wisata perlu menyajikan model berwisata yang dapat diakses secara digital dan memiliki keunikan masing-masing.

"Kita harus menyajikan pariwisata yang memiliki diversifikasi atau beragam, agar memberikan nilai tambah yang berbeda dengan konsep pariwisata lainnya," pungkas Agus di akhir pemaparannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak