SuaraJogja.id - Sebagai salah satu upaya mencegah potensi penularan penyakit yang rentan dialami oleh pasien, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menggencarkan pemeriksaan tuberculosis untuk orang dengan HIV/AIDS.
“Kami mengintensifkan pemeriksaan sejak dua pekan lalu dan rencananya akan diluncurkan secara resmi pada akhir pekan ini untuk peringatan Hari AIDS Sedunia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, pemeriksaan tuberculosis (TB) kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dilakukan tiap Sabtu untuk deteksi lebih dini agar penanganan lebih mudah.
"Deteksi dini tuberculosis ini juga menjadi salah satu upaya pemerintah daerah untuk memberikan bantuan penanganan kepada ODHA. Bagaimanapun juga, pengobatan pasien harus dibantu dan bagaimana menghilangkan stigma negatif dari masyarakat," katanya.
Baca Juga:Hari AIDS Sedunia, Pengobatan yang Merata dan Terjangkau Cegah Kematian karena HIV-AIDS
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, saat ini tercatat sekitar 1.200 ODHA di kota tersebut, tetapi tidak tersebar di seluruh kecamatan.
Ia menyebut, penularan HIV/AIDS di Kota Yogyakarta tidak hanya disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan narkoba dengan jarum suntik.
“Kami juga melakukan pemeriksaan secara mobil di lokasi yang rawan terjadi penularan. Jika ditemukan kasus, maka akan kami tangani meski pasiennya berasal dari luar daerah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengatakan, penanganan ODHA dilakukan dengan memberikan obat ARV secara rutin.
Di Kota Yogyakarta, pemberian obat dilakukan melalui empat rumah sakit dan empat Puskesmas.
Baca Juga:Sebenarnya 1 Desember Hari Apa?
“Konsumsi obat harus dilakukan secara rutin. Oleh karenanya, kami selalu meminta ODHA untuk rutin berobat agar bisa meningkatkan kualitas hidup mereka. Pengobatan ini ditujukan untuk keselamatan mereka,” katanya.
Sedangkan upaya pencegahan TB kepada ODHA, lanjut Endang, dilakukan dengan program terapi profilaksis. [ANTARA]