Resmikan Selter dan Pemantauan Gempa Bumi di Berbah, BMKG Imbau Warga Tak Termakan Hoaks

Dwikorita menuturkan, sejak 2016, BMKG telah menyadari kondisi Indonesia yang semakin rawan bencana, tetapi kita tidak memiliki persenjataan yang canggih.

Eleonora PEW
Sabtu, 18 Desember 2021 | 16:30 WIB
Resmikan Selter dan Pemantauan Gempa Bumi di Berbah, BMKG Imbau Warga Tak Termakan Hoaks
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (BNPB)

SuaraJogja.id - Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat tidak mudah termakan atau percaya dengan berita tidak benar (hoaks) yang beredar di tengah terjadinya bencana alam.

Hal itu ia sampaikan, kala memberikan sambutan dalam Peresmian Shelter dan Sensor Gempa Bumi, di lokasi sensor seismograf dengan kode Sensor SYJI, Candi abang, Jogotirto, Berbah Sleman, Sabtu (18/12/2021).

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada itu mengungkap, pembangunan shelter dan jaringan seismograf ini diperlukan untuk merapatkan jaringan guna meningkatkan performa kecepatan dan keakuratan informasi dan peringatan dini tsunami di BMKG.

Dwikorita menuturkan, sejak 2016, BMKG telah menyadari kondisi Indonesia yang semakin rawan bencana, tetapi kita tidak memiliki persenjataan yang canggih. Oleh karena itu, dalam melanjutkan visi BMKG demi menjaga keselamatan masyarakat terhadap bencana alam pada elemen struktur, BMKG memasang sensor gempa di Kawasan Candi Abang, Kabupaten Sleman, untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi peringatan dini gempa besar dan tsunami kepada masyarakat.

Baca Juga:Gempa Bumi Berturut-turut Belakangan Ini Terjadi, BMKG Beri Penjelasan

“Kedepannya, kami akan mencoba terus berusaha dan berupaya untuk menambah sensor yang akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga dengan semakin rapatnya jaringan sensor tersebut dapat meningkatkan akurasi dan ketepatan juga akurasi perhitungan magnitudo
gempabumi,” ujar Dwikorita.

Dwikorita mengimbau dengan kehadiran seismograf ini diharapkan juga diimbangi dengan latihan rutin, sehingga membuat kita sebagai masyarakat yang sadar dan tangguh terhadap bencana.

"Jangan mudah termakan oleh informasi yang tidak benar (hoaks). Percayakan informasi hanya dari BMKG, yang bisa dilihat secara langsung di aplikasi InfoBMKG, Instagram, dan Twitter resmi," tegasnya.

Pembangunan shelter dan instalasi seismograf ini, lanjut Dwikorita, dapat berhasil berkat dukungan dari berbagai macam pihak, khususnya dari Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia yang telah mengizinkan penggunaan lahan untuk pembangunan shelter. Dwikorita juga meminta kepada pemerintah daerah dan perangkat masyarakat dapat menjaga keamanan sensor yang telah dipasang.

Turut hadir dalam peresmian, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, dari hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan, terdapat tiga kelas risiko bencana di Kabupaten Sleman, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Baca Juga:Jalan Menuju Mandailing Natal Putus Total Akibat Longsor

Untuk kelas risiko sedang hingga tinggi mendominasi wilayah Kabupaten Sleman bagian tengah dan timur. Hal ini diantaranya dipengaruhi oleh tingginya ancaman bencana gempa bumi di Sleman bagian tengah dan timur.

Sementara kelas risiko rendah hingga sedang mendominasi Kabupaten Sleman bagian dan utara. Untuk di Kapanewon Berbah, hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan berada di kelas risiko sedang.

Kustini menyatakan, Kabupaten Sleman terus mendorong keterlibatan masyarakat, dalam upaya penanggulangan bencana dengan peningkatan kapasitas masyarakat.

Di antaranya melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana, bertujuan untuk mengorganisasi sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, sekaligus meningkatkan kapasitas sebagai upaya menekan risiko bencana.

"Kabupaten Sleman saat ini memiliki 69 Desa Tangguh Bencana, tersebar di 86 Kalurahan," tuturnya.

Penguatan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam mengurangi risiko bencana juga dilakukan melalui Gladi lapang, pendidikan bencana sejak dini melalui satuan pendidikan aman bencana sebanyak enam sekolah. Serta membentuk dan membina forum komunikasi komunitas relawan sleman yang mewadahi 59 komunitas relawan.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini