SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meskipun belum ada lagi awan panas yang kembali muncul, guguran lava dan kegempaan masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Kamis (30/12/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, aktivitas Merapi cukup landai. Hal itu terpantau dari intensitas guguran lava yang diluncurkan.
"Teramati guguran lava pijar 4 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/12/2021).
Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung tertutup kabut. Cuaca berawan mendung dengan angin bertiup lemah ke arah timur dan barat.
Baca Juga:Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas, Jarak Luncur 1,8 Kilometer ke Barat Daya
Aktivitas kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu berasal dari kegempaan guguran sebanyak 55 kali, hybrid atau fase banyak 3 kali, hembusan ada 1 kali dan tektonik jauh 2 kali.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (29/12/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB masih tidak teramati kemunculan awan panas. Pada periode ini hanya terlihat sejumlah guguran lava yang meluncur cukup intens dari puncak Merapi.
"Teramati guguran lava 18 kali ke arah barat dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," ucapnya.
Sejumlah kegempaan juga terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran 165 kali, hybrid atau fase banyak 6 kali, hembusan 4 kali, valkanik dangkal 1 lali dan tektonik jauh ada 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan 37 Lava dalam 30 Jam Terakhir Jarak Terjauh 2 Kilometer
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," tambahnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.