SuaraJogja.id - Sebuah video emak-emak sedang ngomel kepada koleksi boneka arwahnya viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah di akun Charlotte Linlin terlihat empat boneka arwah sedang duduk bersandar di kursi kayu. Tak berapa lama terdengar seorang emak-emak mengomel kepada para boneka tersebut.
Emak-emak tersebut mempertanyakan kepada para boneka tersebut siapa yang baru saja memakan kue coklat di dalam cawan yang diletakkan di atas meja.
"Duh Siti kamu yang paling dewasa yang tua, ayo siapa yang makan tu sampe belepotan noh, tuh dimakan tuh," ucapnya sambil memperlihatkan kue coklat yang ada di dalam cawan.
Baca Juga:Viral Sosok Pengusaha Madu Cantiknya Bikin Salfok, Warganet: Lebah Juga Terpesona
"Ayo ngaku siapa yang makan, ga mami kasih makan. Nih siapa yang makan coklat sepotong gini? Siapa yang makan, dicolek-colek? Kok pada diem-dieman, makan boleh tapi jangan belepotan," lanjutnya.
"Siti ya yang makan ga ngaku, yah ketahuan juga kamu yaah," ucapnya sambil memegangi boneka yang didandani serupa pocong.
Video yang merekam emak-emak ngomel kepada para boneka arwah itupun mendapat sorotan publik. Banyak yang heran dengan tingkah emak-emak tersebut.
"Dulu banyak orang gila di jalan suka ngomong sendiri sambil bawa boneka, sekarang kenapa kaya normal aja gitu...heran udah tanda-tanda mau kiamat," kata psy*****
"baru awal tahun tapi udah banyak manusia yang keguncang jiwanya," kata cc****
Baca Juga:Viral Aksi Heroik Briptu Ismail saat Erupsi Gunung Semeru, Berhasil Selamatkan 70 Nyawa
"Gua malah mikirnya, nih orang-orang yang dari kemaren UP kelakuan mereka di medsos tentang boneka arwah, cuma buat konten doang ga sih, maksudnya mereka sadar itu ga ada apa2nya, cuma buat narik viewers sama followers doang alias pengen viral," terang nn****
Hukumnya Mubah
Dikutip dari situs Muhammadiyah menyimpan boneka hukumnya mubah bagi anak kecil dan dewasa.
Boneka arwah atau spirit dolls adalah sebutan bagi boneka yang di dalamnya sengaja dimasukkan arwah dari anak kecil yang telah meninggal. Bagi pemilik spirit dolls, boneka tersebut dirawat dengan sungguh-sungguh bagaikan merawat seorang bayi manusia.
Menanggapi fenomena ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad mengungkapkan bahwa sesuai kaidah ilmu sains, mustahil boneka itu dimasuki oleh arwah. Karena itu, dirinya menganggap spirit dolls tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
“Soal arwah menurut ajaran Islam, keyakinan saya, itu sudah disimpan oleh Allah di alam barzah, jadi tidak bisa dipanggil-panggil atau tidak bisa dimintai pertolongan karena mereka sedang istirahat baik orang baik atau orang buruk,” kata Dadang.
Dadang Kahmad menilai ajaran Islam tidak memperbolehkan mengangkat boneka sebagai anak. Kecuali, boneka tersebut sekadar sebagai mainan semata.
“Mengangkat anak pada boneka juga tidak boleh. Kecuali boneka biasa untuk kesukaan,” jelasnya.
Bagi kalangan umat Islam, Dadang berpesan agar segala sesuatu disandarkan kepada tauhid, yakni menyembah dan meminta kepada Allah Ta’ala semata.
“Tidak boleh meminta kepada selain Allah dalam hal kekayaan atau apapun,” pungkas Dadang.
Sementara itu Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Faozan Amar menilai hukum spirit dolls yang kini tengah dimiliki oleh beberapa selebritis itu hukumnya bisa beragam. Jika boneka disimpan sekadar untuk koleksi dan bermain saja maka hal ini dinilai boleh (mubah).
“Bisa boleh, jika hanya sekadar hobi untuk kesenangan saja, bukan ada maksud yang lain,” ujarnya.
Sebaliknya, jika pemilik spirit dolls adalah umat Islam dan menganggap boneka itu bisa membawa madarat atau keberuntungan, maka hal demikian menurutnya bisa masuk dalam kategori menciderai akidah tauhid.
“(Syirik) karena memercayai ada ruh dalam boneka yang membawa keberuntungan,” ujar Faozan Amar.
Karena mengancam akidah, maka hukum mubah menyimpan boneka berubah menjadi makruh dan bahkan berdosa untuk kasus umat Islam yang merawat spirit dolls. Daripada mengadopsi boneka arwah, Faozan menilai lebih baik mengadopsi anak yatim piatu atau menyalurkan dana ke panti asuhan guna membantu anak-anak yang membutuhkan.