SuaraJogja.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY melayangkan permintaan alokasi 24 ton minyak goreng kepada Kementerian Perdagangan RI. Hal tersebut dilakukan untuk upaya menggelar operasi pasar di tengah harga minya yang masih tinggi.
"Jadi kami sudah mengusulkan sebanyak 24 ton minyak goreng (ke Kemendag RI), ya mudah-mudahan semuanya bisa terpenuhi. Paling tidak bertahap," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto saat dikonfirmasi awak media, Selasa (18/1/2022).
Yanto menjelaskan, saat ini rata-rata harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta masih cukup tinggi. Untuk minyak goreng kemasan sederhana, harga masih berkisar diharga Rp19.500 per liter sedangkan curah Rp18.500 per liter.
Permintaan pasokan minyak goreng ini, kata Yanto juga sebagai evaluasi atas operasi pasar pertama yang digelar pada akhir Desember 2021 lalu. Pasalnya saat itu operasi pasar belum terlalu terasa secara signifikan menekan lonjakan harga jual.
Baca Juga:Pemkot Cirebon Gelar Pasar Murah, Catat Waktu dan Tempatnya
"Memang pada saat operasi pasar pertama kemarin itu masih sangat sedikit sehingga tidak terlalu terasa di pasaran," terangnya.
Diharapkan Yanto, permintaan alokasi minyak goreng ke Kemendag RI dapat segera terealisasi dalam waktu dekat. Tujuannya untuk langsung kembali menggelar operasi pasar minyak goreng selanjutnya.
Jika jumlah usulan minyak goreng itu sudah dipenuhi lantas diyakini akan mampu menekan harga jual di pasaran. Dengan pertama menggelar operasi pasar di seluruh kabupaten/kota di wilayah DIY dengan harga Rp14.000 per liter.
"Ya mudah-mudahan bisa secepatnya terealisasi dan mungkin akan bisa dirasakan oleh masyarakat. Mengingatkan juga karena 24 ton itu cukup banyak ya," tuturnya.
Tidak hanya menggelar operasi pasar untuk komoditas minyak goreng saja, Yanto menuturkan jawatannya turut melaksanakan pemantauan secara rutin khususnya terkait dengan stok persediaan minyak goreng. Pemantauan itu dilakuman pada sejumlah distributor yang ada.
Baca Juga:Harga Komoditas Minyak Goreng Tinggi, Pemkab Bekasi Siapkan 20.000 Liter Untuk Operasi Pasar
Dengan pemantauan itu sebagai upaya juga untuk mengantisipasi kelangkaan barang di pasaran serta mencegah penimbunan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Namun sejauh ini, dipastikan Yanto, tidak ditemukan adanya penimbunan dan kelangkaan persediaan minyak goreng di wilayahnya.
"Untuk saat ini yang jelas barangnya (minyak goreng) tersedia, cukup aman, cuma memang harganya yang sekarang lagi naik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku tengah mempersiapkan segala hal untuk menjalankan kebijakan penyaluran minyak goreng dengan kemasan sederhana sebanyak 1,2 miliar liter seharga Rp 14.000 per liter ke masyarakat.
Rencananya pada pekan ini, Mendag mulai menyalurkan minyak goreng ini ke masyarakat. Nantinya, Mendag menyalurkan minyak goreng tersebut ke produsen BUMN dan swasta yang kemudian disalurkan ke Masyarakat.
"Jadi karena ini jumlahnya masif, kita mesti accountable. Kita masih coba agar tengah minggu ini bisa jalan untuk mulai besok supaya juga accountable," ujar Mendag saat menghadiri peresmian Holding Pangan di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat ini juga bakal memantau setiap proses, mulai dari pengemasan hingga penyaluran ke masyarakat. Hal ini agar minyak goreng tersebut tidak kembali diekspor.
"Kita nggak mau kan tiba-tiba kemasan sederhananya, dipotong, dikumpulin, kemudian untuk diekspor lagi. Kita mau ini untuk rakyat indonesia," ucap Lutfi.
Mendag memastikan, minyak goreng dengan kemasan sederhana ini tidak hanya tersedia di ritel-ritel besar, tetapi juga di pasar-pasar rakyat juga tersedia.
"1,2 miliar liter ini akan dikasih ke semua pasar dan semua ritel. Jadi ritel modern dan sederhana dapat 1,2 m liter tersebut dengan kemasan sederhana," imbuh dia.