Pengamat Tata Kota Sebut Pembangunan Sumur Resapan di Jakarta Tak Efektif Atasi Banjir

Nirwono Yoga menjelaskan, banjir yang terjadi menunjukkan buruknya sistem drainase atau saluran air di Jakarta

Galih Priatmojo
Kamis, 20 Januari 2022 | 12:34 WIB
Pengamat Tata Kota Sebut Pembangunan Sumur Resapan di Jakarta Tak Efektif Atasi Banjir
Petugas kepolisian mengatur lalu lintas di tengah genangan air di Jalan Galur Raya, Jakarta, Rabu (19/1/2022). ANTARA/Twitter@TMCPoldaMetro

SuaraJogja.id - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Yoga mengatakan pembangunan sumur resapan di ibu kota tidak efektif menanggulangi genangan atau banjir setelah hujan mengguyur sejak beberapa hari terakhir.

"Banjir yang terjadi sekarang, sekali lagi menunjukkan atau membuktikan bahwa pembangunan sumur resapan tidak efektif sama sekali dalam mengatasi genangan atau banjir lokal," kata Nirwono seperti dikutip dari Antara.

Nirwono Yoga menjelaskan, banjir yang terjadi menunjukkan buruknya sistem drainase atau saluran air di Jakarta, karena tidak optimal pembenahannya. "Lebih baik dana sumur resapan digunakan untuk merehabilitasi seluruh saluran air kota," ucap dia.

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta harus melakukan rehabilitasi besar-besaran dengan dimensi yang lebih besar dan terhubung langsung dengan situ, danau, embung, waduk (SDEW), terdekat untuk menampung air saluran.

Baca Juga:Anggap Banjir Jakarta Sudah Tak Karu-karuan, Ketua DPRD DKI Sebut Sumur Resapan Program Anies Tak Berguna

SDEW, lanjut dia, juga harus direvitalisasi, dikeruk, diperdalam, hingga diperluas, untuk meningkatkan daya tampung air hujan dan limpasan dari saluran air sekitar. "Banjir yang terjadi sekarang menunjukkan Pemprov DKI Jakarta belum siap mengantisipasi banjir," ucapnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI menganggarkan Rp400 miliar untuk membuat sumur resapan dengan target 26 ribu unit pada 2021.

Sedangkan pada 2022, anggaran untuk sumur resapan dicoret sebesar Rp330 miliar di Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. Dalam pembahasan di Komisi B DPRD DKI disepakati sebesar Rp122 miliar, tapi saat dibawa ke Badan Anggaran, nominal tersebut kembali dicoret.

Sebelumnya, pada Selasa (18/1) siang cuaca ekstrem terjadi di Jakarta menyebabkan banjir di sejumlah titik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, pada Rabu (19/1) hingga pukul 18.00 WIB, ada 102 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, terjadi banjir dengan ketinggian bervariasi hingga 100 cm.

Baca Juga:Sudah Dicoret, Pemprov DKI Jakarta Minta Anggaran Sumur Resapan Kembali Masuk APBD 2022

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI, M Insyaf, mengatakan, banjir terjadi akibat curah hujan tinggi, rob, dan luapan kali Semongol, mengakibatkan 1.194 jiwa warga di sejumlah kelurahan di dua wilayah itu mengungsi.

BPBD DKI mencatat hingga Kamis (20/1) hingga pukul 09.00 WIB, sembilan RT di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat, masih tergenang dengan ketinggian air 40 cm.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak