SuaraJogja.id - Perseteruan antara dua politisi, Ruhut Sitompul dan Rizal Ramli, berlanjut. Setelah dikatai "sedeng" oleh Ruhut Sitompul, Rizal Ramli memberikan respons via Twitter, Selasa (25/1/2022).
Respons tersebut diungkapkan sang mantan menteri sebagai balasan untuk twit dari Nicho Silalahi, yang juga membahas Ruhut Sitompul. Nicho Silalahi, dalam cuitannya, Selasa, menyebut advokat tersebut sebagai penjilat.
"Aku kasihan denganmu, Bang @ruhutsitompul, dulu kau hina Pak @jokowi, sekarang kau puja puji dia, dan aku sangat yakin ke depan pun kau akan puja puji presiden terpilih, bukan tidak mungkin Bang @RamzliRizal jika dikehendaki rakyat jadi presiden. Berhentilah jadi penjilat," tulis dia.
Sepakat dengan Nicho Silalahi, Rizal Ramli juga menilai Ruhut Sitompul sebagai penjilat kelas atas. Pasalnya, seperti dijelaskan Rizal Ramli, dulu setiap bertemu dengannya, Ruhut Sitompul selalu memberi pujian, tetapi kini mengejeknya.
Baca Juga:Ekonom Faisal Basri Sebut Ada Bagi-bagi Jatah Proyek Ibu Kota Negara, Pengamat: Mungkin Punya Data
"Ruhut ini spesies langka, penjilat par excellence. Dulu kalau ketemu RR, Ruhut selalu bilang, “Aku pengagum Abang sejak mahasiswa di Bandung. Abang waktu mahasiswa sudah hebat dan terkenal,” kicau Rizal Ramli, Selasa.
Diberitakan sebelumnya, Rizal Ramli mengkritik soal mekanisme pencarian Kepala Otorita IKN Nusantara, yang ditunjuk langsung oleh presiden. Dia berpendapat bahwa aturan tentang pemerintahan di Indonesia tidak mengenal pemimpin wilayah dipilih melalui mekanisme penunjukan langsung.
Pasal 9 UU IKN menyatakan, IKN Nusantara dipimpin oleh kepala otorita yang ditunjuk, diangkat, dan diberhentikan oleh presiden setelah berkonsultasi dengan DPR RI. Rizal Ramli mengaku akan menganulir UU IKN apabila dia terpilih sebagai kepala negara.
"Nanti dia (Jokowi) berhenti menjadi presiden, kami batalkan itu UU," ujar Rizal Ramli.
Pernyataan itu kemudian ditanggapi politikus PDIP Ruhut Sitompul. Ruhut berpendapat, tak akan ada partai politik yag bakal mau menunjuk Rizal Ramli menjadi capres.
Baca Juga:Ekonom Faisal Basri Mau Gugat UU IKN ke Mahkamah Konstitusi, KSP: Biar Nanti MK yang Tentukan
"Ini orang makin sableng aja, siapa yang mau milih dia? Tahu enggak? Untuk jadi calon presiden itu jelas harus dipilih 20 persen partai politik," jelas Ruhut, dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Senin.
Ruhut mengaku ragu akan ada partai politik yang mau memilih Rizal Ramli.
"Partai politik mana yang mau milih orang sedeng kayak dia, tegas saya katakan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ruhut menilai, Rizal Ramli sebagai sosok yang tidak berpikir jernih.
"Jadi, sudahlah Rizal Ramli jangan berhalusinasi terus, kalau berhalusinasi terus kasihan saya lihat dia," ungkapnya.