SuaraJogja.id - Banyak pihak turut merasa kehilangan atas berpulangnya Prof Yahya Muhaimin. Salah satunya keluarga besar Muhammadiyah.
Prof Yahya Muhaimin diketahui pernah menjadi Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Anggota PP Muhammadiyah periode 2000-2005.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menuturkan, almarhum pernah menjadi Atase Dikbud di Washington DC, Amerika Serikat. Semasa muda aktif dan menjadi tokoh di Ikatan Pelajar Muhamamadiyah.
“Beliau adalah guru dan tokoh kami yang rendah hati, bergaul dan ramah menyapa kepada kader muda Muhammadiyah," kata dia, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga:Dekan Fisipol UGM Kenang Prof Yahya Muhaimin: Almarhum Adalah Akademisi Paling Unggul
Mendiang Prof Yahya merupakan sosok intelektual teladan yang menunjukkan kata sejalan tindakan, lanjut Haedar.
"Meski kritis tetap rendah hati dan tidak tampak aura arogansi dengan keilmuannya yang mumpuni,” tuturnya.
Ketika buku dari disertasinya mengusik orang di sekitar istana yang berusaha menggugatnya, beliau menempuh jalan yang dianggapnya baik tanpa konfrontasi.
Namun, karya puncak intelektualnya tetap menjadi rujukan penting para pengkaji ekonomi politik Indonesia, yang membalik teori Marxisme, imbuh Haedar lagi.
“Ketika saya studi S2 dan S3 di UGM, beliau banyak memberikan perhatian dan dukungan, disertai pesan-pesan kearifannya yang elegan dan tanpa terkesan menggurui," kenang Haedar.
Baca Juga:Mantan Mendiknas Era Presiden Gus Dur Yahya Muhaimin Meninggal Dunia, Keluarga Ungkap Kronologinya
Beliau beberapa kali pesan dengan mengutip pernyataan Pak AR Fakhruddin, 'Mengurus Muhammadiyah ojo kenceng-kenceng'.
"Maksudnya, mengelola urusan Muhammadiyah jangan bertegangan-tinggi, moderat saja,” imbuhnya.
Kepribadian mendiang memang moderat dan santun tanpa dibuat-buat, menunjukkan sikap asli pada umumnya kader dan tokoh Muhammadiyah, yang menghayati Kepribadian Muhammadiyah.
“Selamat jalan Pak Yahya Muhaimin, jejakmu adalah suluh kecendekiawanan yang autentik bagi kami. Semoga almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dan ditempatkan di jannatun na'im,” tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni