Mantan Menteri Pendidikan Prof Yahya Muhaimin Wafat, UGM Kehilangan Salah Satu Akademisi Terbaiknya

Sebelum menjadi Menteri Pendidikan, Prof Yahya Muhaimin sempat menjabat sebagai Dekan Fisipol UGM

Galih Priatmojo
Rabu, 09 Februari 2022 | 13:01 WIB
Mantan Menteri Pendidikan Prof Yahya Muhaimin Wafat, UGM Kehilangan Salah Satu Akademisi Terbaiknya
Kabar duka Prof Yahya Muhaimin wafat

SuaraJogja.id - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) kehilangan satu akademisi terbaiknya. Prof Yahya Muhaimin meninggal dunia pada Rabu (9/2/2022) pukul 10.15 WIB, di Purwokerto, Jawa Tengah. 

Dekan Fisipol UGM Wawan Mas'udi mengungkapkan, almarhum merupakan seorang akademisi paling excellent dan paling unggul di fakultas ketika masih aktif. Karya mendiang soal politik militer di Indonesia merupakan karya terpenting. Jika orang Indonesia sedang membahas politik militer, masih membaca karya mendiang. 

"Jadi sangat monumental, meskipun sudah pensiun, kami di fakultas sangat kehilangan. Beliau menjadi salah satu akdemisi mumpuni di fakultas," ujarnya, Rabu siang

Prof Yahya dulu sempat menjadi Dekan di Fisipol UGM dan meletakkan pondasi pengembangan kelembagaan, apalagi di masa perubahan politik saat itu. Baik secara akademis, kultur akademik yang bersifat independen, kekebasan kampus. 

Baca Juga:Dikawal Tim HPU hingga Satgas Covid-19, UGM Mulai KBM Bauran untuk Semua Mahasiswa

"Beliau sangat luar biasa," ucapnya

Selanjutnya, mendiang juga pernah mendapat amanat menjadi Menteri Pendidikan di masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid, awal-awal reformasi. 

"Itu menunjukkan posisi beliau, betapa bukan hanya di fakultas tapi keseluruhan perubahan politik negeri ini di awal-awal reformasi," tambahnya.

Kendati memiliki konsern pada Politik Militer, mendiang tetap rendah hati dan lembut kala menyampaikan pikiran serta gagasannya dengan cerdas tanpa membuat orang lain merasa tersinggung berlebihan. 

"Itu menunjukkan karakter atau kekuatan beliau. Sehingga pesan-pesannya bisa ditangkap dengan baik," ucapnya. 

Baca Juga:Tanggapi Soal Kecelakaan Bus di Bantul, Pustral UGM Soroti Kelayakan Kendaraan hingga Penambahan Infrastruktur

Pendidikan Adalah Sesuatu yang 'Sangat Yahya Sekali'

Sejauh yang Wawan ketahui, mendiang Prof Yahya kerap membantu dosen muda, bukan hanya di Departemen Hubungan Internasional, melainkan juga di Fakultas, secara keseluruhan. 

Beliau kuat dalam memberikan dukungan pada dosen muda untuk melanjutkan sekolah atau pendidikan mereka.

"Itu legacy beliau terhadap kami yang ada di fakultas," kenang Wawan.

Pendidikan bagaimanapun juga, akan menjadi arena untuk bisa melakukan mobilitas sosial secara lebih kuat. Itu kenapa mendiang punya fokus kuat, selain sebagai pendidik, pernah mengelola program Magister. Terlebih kemudian Prof Yahya diketahui menjadi atase di Washington, selanjutnya menjadi Menteri Pendidikan masa Kabinet Persatuan Nasional. 

"Bahkan beliau mengembangkan universitas di Bumiayu," ungkapnya.

Artinya, konsern mendiang di pendidikan adalah sesuatu yang 'Sangat Pak Yahya', imbuh Wawan.

Almarhum Beri Banyak Ruang Mahasiswa untuk Berekspresi

Wawan mengenang, saat ia menjadi mahasiswa, ia memang tak pernah diajar atau banyak berinteraksi dengan alamarhum. Mengingat, selain berbeda departemen dengan almarhum, mendiang juga saat itu sudah duduk di kursi pimpinan kampus.

Kendati demikian, ia mengetahui bahwa sebagai dekan, almarhum sangat memberi banyak ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi, aktif menyuarakan suara dan pikiran mereka. 

"Di bawah pak Yahya, pada masa 1996-1997 itu aktivis kampus bisa merasakan lingkungan kampus yang memberi ruang atau tidak. Menurut kami, di bawah kepemimpinan pak Yahya memberi kami ruang ekspresi yang luas," kata dia

Terakhir, Wawan mendoakan almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan amal beliau di bidang pendidikan, akan mengalir sebagai amal jariyah selamanya yang akan mendampingi almarhum di alam yang lebih abadi. 

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak