Tanggapi Soal Kecelakaan Bus di Bantul, Pustral UGM Soroti Kelayakan Kendaraan hingga Penambahan Infrastruktur

Ia mengatakan upaya yang kemudian harus ditekankan pertama adalah menekan risiko kecelakaan itu.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 07 Februari 2022 | 16:31 WIB
Tanggapi Soal Kecelakaan Bus di Bantul, Pustral UGM Soroti Kelayakan Kendaraan hingga Penambahan Infrastruktur
Sejumlah petugas Sat Lantas Polres Bantul, melakukan olah TKP di Jalan Dlingo-Imogiri, Kedungguweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (6/2/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Arif Wismadi menuturkan harus ada upaya ekstra yang harus dilakukan untuk menekan risiko terjadi kecelakan lalu lintas. Terlebih di sejumlah daerah yang diketahui sebagai daerah rawan atau blackspot. 

"Pada daerah dengan geometri jalan yang rawan kecelakaan memang harus mendapat prioritas lebih pada aspek keselamatan," kata Arif saat dikonfirmasi awak media, Senin (7/2/2022).

Arif tidak memungkiri bahwa di sejumlah ruas jalan tersebut tidak jarang sudah terpasang rambu-rambu peringatan. Khususnya yang berkaitan dengan medan jalan itu sendiri baik tanjakan atau tikungan.

Ia mengatakan upaya yang kemudian harus ditekankan pertama adalah menekan risiko kecelakaan itu. Dalam hal ini penambahan rambu-rambu dan marka jalan untuk traffic calming atau mengurangi kecepatan laju kendaraan itu diperlukan.

Baca Juga:Polda DIY Olah TKP di Lokasi Kecelakan Maut Jalan Dlingo-Imogiri, Bantul

"Kemudian mencegah kemungkinan kecelakan tunggal maupun yang melibatkan pengguna kendaraan lain. Banyak kecelakaan melibatkan pengguna yang tidak memahami medan yang dilalui," ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Arif, kondisi permukaan jalan yang bagus dapat menimbulkan kesalahan tindakan sopir yang begitu tidak mengenal medan dengan baik. Kesalahan perhitungan dalam berkendara itu yang kemudian berakibat fatal.

"Kadang sopir tidak tahu kapan harus menahan laju, serta kapan menyiapkan tenaga akselerasi untuk mengadapi tanjakan. Untuk itu perambuan harus memberikan informasi yang cukup tidak hanya informatif tapi instruktif untuk pengendara," terangnya. 

Jika memang kemudian upaya-upaya tersebut masih tidak mampu menghindarkan kejadian kecelakaan. Disebutkan Arif, maka infrastruktur tambahan untuk menghindari korban harus disediakan. 

Salah satu yang bisa ditambahkan terkait dengan infrastruktur keselamatan dalam hal ini khususnya yang berada pada tebing dan jurang. Tujuannya agar bisa meminimalisisr hingga kemudian meredam benturan keras jika terjadi kecelakaan.

Baca Juga:Kecelakaan Bus di Bantul Tewaskan 13 Orang, Polisi Olah TKP

"Infrastruktur lain adalah jalur penghentian darurat ketika ada kendaraan dengan rem yang blong atau mundur karena tidak kuat menanjak," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak