Beras Oplosan Gegerkan Pasar, Bagaimana Nasib Beras Makan Bergizi Gratis?

BGN memastikan beras program MBG berkualitas premium & berasal dari sumber daya lokal, bebas oplosan. Dana Rp217T diprediksi kurang jika target 82,9 juta tercapai.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 15 Juli 2025 | 18:14 WIB
Beras Oplosan Gegerkan Pasar, Bagaimana Nasib Beras Makan Bergizi Gratis?
Ilustrasi beras premium untuk MBG. (Pixabay/Pictavio)

SuaraJogja.id - Isu beras oplosan kini tengah menjadi perhatian publik. Isu ini mencuat, setelah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Bareskrim Polri mengungkapkan 212 merek yang terindikasi beras oplosan dengan kualitas medium menjadi premium.

Lantas bagaimana dengan beras yang digunakan dalam program makan bergizi gratis (MBG)?

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, memastikan bahwa beras yang digunakan oleh satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk program MBG ini tak memanfaatkan beras oplosan.

Para penerima manfaat yang merupakan siswa-siswi di sekolah itu dipastikan mendapat bahan-bahan terbaik untun MBG.

Baca Juga:Anggaran Beres, SDM Siap, 2007 SPPG Sudah Beroperasi, Targetkan 82 Juta Penerima Manfaat

Dadan bilang bahwa program MBG berbasis pemanfaatkan atau optimalisasi sumber daya lokal di daerah masing-masing.

"Kalau MBG kan basisnya potensi sumber daya lokal. Jadi kami tidak membeli dari mana membeli dari mana-mana tapi masyarakat sekitar. Jadi pasti tidak akan ada oplosan," kata Dadan, saat ditemui awak media, di Minggir, Sleman, Selasa (15/7/2025).

Disampaikan Dadan, beras yang digunakan untuk MBG para siswa itu merupakan kualitas premium atau terbaik.

"Dan standar kami berasnya harus premium. Untuk memberikan makan yang berkualitas bagi anak bangsa itu harus yang premium," tegasnya.

Soal Tambahan Anggaran MBG

Baca Juga:Sukses Pasok Program MBG, Supplier Ikan Ini Tumbuh Berkat Kredit dari BRI

Dalam kesempatan yang sama Dadan mengaku sudah mendapat pagu indikatif soal tambahan anggaran MBG pada tahun 2026.

Menurut dia dengan dana sebesar Rp217 triliun hingga akhir tahun ini tak akan cukup untuk digunakan kembali pada tahun depan. Apalagi jika kemudian target sebanyak 82,9 juta penerima manfaat berhasil tercapai pada akhir 2025 nanti.

"Artinya starting point kita di Januari itu 82,9 juta [penerima manfaat]. Nah kalau melaksanakan 82,9 juta dari Janurari sampai Desember maka Rp217 triliun akan selesai atau akan habis di akhir Agustus. Sehingga kami mengajukan tambahan untuk September, Oktober, November, Desember," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak